Sabtu, 28 September 2013

PUISI TENTANG CINTA

BAYANGAN HITAM        CIPT : HASAN MK



hanya bayangan semu yang terlihat samarsamar dan tak tau itu siapaa  
aku hanya bisa mencoba untuk memegang bahumu dari belakang tapi aku tak bisaa 
dan kau pun terus berjalan tanpa memperdulikan aku yang terus berusaha ingin tahu siapa kamu 

bayangannya semakin gelap dan kaupun semakin menjauh 
aku tidak tau apa yang harus kulakukan skrang 
berdiam diri seorang dan aku tak tau jejak kaki mu kemana.
semua gelap dan aku takut kehilangan mu

tuhan aku mohon kepadamu 
siapun dia aku takut dia pergi dan tak bisa kembali lagi
sekarang dia dimana ?
aku mendengar suara tertawa wanita dari kejauhan
ku dekati dan akhirnya aku menemukan KAMU 
iya KAMU aku menemukanmu sedang tertawa bahagia bersama pria yang memilikimu

contoh puisi

KUHARUS PERGI                cipt : hasan mk

air mata mengalir membasahi pipimu 
kau tak berhenti menangisi semua yang telah terjadi rasa sakit hati yang sangat pedih tuk dirasakan yang membuat mu terus begini
aku hapus air matanyaa dan aku peluk tubuh mungilnya itutak sepatah kata pun yang terucap hanya tangisanmu yang aku dengar kuberanikan diri tuk berbicara dan kubisikan ketelinganya dengan lembut"selamat tinggal sayang"kulepas perlahan pelukannya dan berjalan pergi tuk meninggalkannya.

maaf kau tak bahagia denganku
aku pergi hanya ingin melihatmu bahagia
walaupun perasaan ini yang aku korbankan untukmu
selamat tinggal dan akan ku simpan semua kenangan bersamamu.

maaf kau tak bahagia dengankuaku pergi hanya ingin melihatmu bahagia walaupun perasaan ini yang aku korbankan untukmu selamat tinggal dan akan ku simpan semua kenangan bersamamu.

Jumat, 27 September 2013

analisis novel DARI AVE MARIA KE JALAN LAIN KE ROMA

ANALISA NOVEL

diajukan sebagai salah satu tugas dari mata kuliah apresiasi dan kajian prosa pada Jurusan Pendidkan Bahasa Sastra  Indonesia dan Daerah STKIP SILIWANGI


Disusun Oleh :
Destiana Pratiwi      11210220



STKIP SILIWANGI BANDUNG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

2011

DARI AVE MARIA KE JALAN LAIN KE ROMA
Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik secara khusus dalam setiap judulnya
1. KOTA-HARMONI
          Unsur Intrinsik     :
·         Tema
          Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Atau gampangnya, tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.
          Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Karena itu, tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain.
Tema ada yang dinyatakan secara eksplisit (disebutkan) dan ada pula yang dinyatakan secara implisit (tanpa disebutkan tetapi dipahami).

Jadi, tema dalam judul Kota-Harmoni adalah “Kekuasaan”
          hal yang menguatkan pada tema tersebut adalah saat percakapan antara seorang perempuan tua dengan seorang kondektur, dimana seorang kondektur dengan angkuhnya menegur perempuan tua untuk pindah dari tempat itu.
Dialog yang menunjukan tema kekuasaan :
          Seorang perempuan tua, bungkuk, dan kurus, bajunya berlubang seperti disengaja melubangkannya, seperti renda seperai, dimarahi kondektur, “Ini kelas satu, mengapa di sini. Ayo kebelakang. Kalau tidak, bayar lagi.”
          Lambat-lambat perempuan tua itu pergi ke kelas dua. Tiba di sana ia melihat dengan marah kepada kondektur dan katanya, ”Ah, berlagak betul. Sedikit saja dikasih Nippon kekuasaan sudah begitu. Sama orang tua berani. Tetapi coba kalau orang Nippon, membungkuk-bungkuk. Bah!”

·         Tokoh / Perwatakan
Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.
Tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita.
Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.     Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
2.    Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.

Jadi tokoh dan perwatakan dalam cerita ini :
Ø  Perempuan muda, Belanda Indo        = Angkuh, Sombong.
“Siapa lagi yang membawa terasi ke atas trem. Tidak tahu aturan, ini kan kelas satu.” dia berkata kepada salah satu penumpang di dalam trem itu
Ø  Perempuan tua, bungkuk, kurus       = Sederhana dan Merana.
Terlihat saat perempuan tua ini bersitegang dengan seorang kondektur yang mengusir perempuan tua ini untuk pindah  kelas, karena tidak sanggup membayar biaya menaiki trem.
Ø  Kondektur 1      = Angkuh dan Semena-mena.
Terlihat saat kondektur 1 mengusir perempuan tua yang tidak sanggup membayar biaya trem dengan semena-mena tanpa belas kasihan.
Ø  Kondektur 2      = Pemarah
Terlihat saat kondektur 2 yang berkomentar saat melihat kondektur 1 yang mengusir perempuan tua untuk  pindah kelas 2 karena tidak cukup untuk membayar biaya menaiki trem.
Ø  Seorang anak muda     = jujur
Terlihat saat ia mengutarakan ketidaksukaanya terhadap perlakuan orang Nippon yang semena-mena di dalam trem yang penuh sesak
dialog      : “Orang kelas satu dan orang kelas dua disamakannya saja, seperti binatang saja diperlakukannya.”
Ø  Orang Nippon             = Semena-mena dan tidak tahu aturan.
Terlihat saat 3 orang Nippon yang sengaja memberhentikan trem yang sedang berjalan dengan tanpa aturan dan menaiki term tersebut dengan senyum kemenangan.
Ø  Orang kenpentai         = Adil
Terlihat saat ia marah kepada seorang Nippon yang menaiki jendela trem, yang memang sudah jelas marah kepada orang yang salah. Bukan seperti orang lain yang memandang sebuah kekuasaan untuk memarahi orang yang salah.
·         Alur / plot
Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga hal, yaitu:
1.     Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear.
2.    Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal). Alur yang demikian disebut alur kausal.
3.    Berdasarkan tema cerita. Alur yang demikian disebut alur tematik. Dalam cerita yang beralur tematik, setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami.

Jadi menurut pengertian diatas alur cerita dalam cerita ini mengandung Alur Tematik, karena cerita ini hanya membahas kerusuhan di dalam trem saja. Maka dari itu 1 episode dihilangkan masih bisa berdiri sendiri dan tidak mengubah cerita.

~ Alur cerita ini adalah alur maju, karena sepanjang cerita mengisahkan kejadian selam di sebuah trem.
~ Plot nya saat dimana orang Indonesia bertengkar dengan seorang Nippon yang menaiki jendela trem dan terlibat adu mulut. Dan orang Kenpentai membela orang Indonesia karena memang orang Indonesia benar untuk memarahi orang Nippon tersebut.

·         Latar / Setting
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok:
a. Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
b. Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
c. Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial bisa mencakup kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta status sosial.
Jadi dalam cerita ini :
~ Latar tempatnya berada di dalam sebuah Trem.
~ Latar Waktunya adalah Sepanjang hari mulai dari pagi hingga malam, karena   menceritakan kejadian di dalam sebuah trem selama dalam perjalanan setiap orangnya.
~ Latar Sosialnya adalah status sosial di dalam sebuah kekuasaan antara orang Nippon dan orang Indonesia di suatu perjalanan dalam sebuah trem.
·         Amanat
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang
berhubungan dengan gagasan utama cerita.
Amanat dalam cerita ini adalah:
Bahwa setiap orang memiliki kekuasaan tersendiri, dan sebaiknya kekuasaan itu digunakan dan ditempatkan pada hal yang benar dan seadil-adilnya.
·         Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Dalam hal ini, ada dua macam sudut pandang yang bisa dipakai:
a. Sudut pandang orang pertama (first person point of view)
Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, ‘aku’, narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ‘aku’ tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakan tokoh si ‘aku’ tersebut.
Sudut pandang orang pertama masih bisa dibedakan menjadi dua:
1.     ‘Aku’ tokoh utama. Dalam sudut pandang teknik ini, si ‘aku’ mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniyah, dalam diri sendiri, maupun fisik, dan hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ‘aku’ menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ‘aku’, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian, si ‘aku’ menjadi tokoh utama (first person central).
2.    ‘Aku’ tokoh tambahan. Dalam sudut pandang ini, tokoh ‘aku’ muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan (first pesonal peripheral). Tokoh ‘aku’ hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ‘aku’ tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah. Dengan demikian si ‘aku’ hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si ‘aku’ pada umumnya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga (third person point of view)
Dalam cerita yang menpergunakan sudut pandang orang ketiga, ‘dia’, narator adalah seorang yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti.

Dan sudut pandang yang ada dalam cerita ini adalah sudut pandang orang ketiga, karena pengarangnya tidak terlibat di dalam cerita, dan pengarangnya hanya menceritakan kisah orang lain.
·         Gaya Bahasa
          Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa.
          Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang. Gaya seorang pengarang tidak akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya, karena pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitamya.
          Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda: berterus terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain.

Dan gaya bahasa dalam cerita ini menggunakan gaya bahasa Indonesia yang baku, bahkan didalam cerita ini mengandung sebagian istilah dalam bahasa Jepang atau bahasa yang jarang terdengar pada zaman sekarang.

Unsur Ekstrinsik   :
unsur ekstrinsik dalam novel | Unsur Ekstrinsik novel adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra (novel), tetapi secara tidak langsung mempengaruhi sistem organisme karya sastra. Secara lebih spesifik, unsur ekstrinsik sebuah novel bisa dibilang sebagai unsur yang membangun sebuah novel. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik novel tetap harus diperhatikan sebagai sesuatu yang penting.

Q      Biografi
Abdullah Idrus 
(lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal diPadang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawanIndonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.
Q      Sosial
Sosial nya adalah menceritakan tentang kehidupan status sosial yang terjadi zaman dahulu yang berpokok pada kekuasaan seorang Nippon dan rakyat yang tidak berdaya di dalam sebuah perjalanan trem.
Q      Politik
Politiknya zaman dahulu, bahwa Nippon lah yang berkuasa, tidak ada yang berani melanggar seorang Nippon, terkecuali orang yang ingin dicemooh di depan banyak orang atau mungkin lebih parah dari itu.
Q      Ekonomi
Ekonomi yang terjadi saat itu adalah sangat rendah, terbukti saat perempuan tua yang di usir dari kelas 1 karena tidak mampu membayar lebih untuk berada dikelas 1 yang lebih nyaman. Dan ekonomi untuk orang Nippon dan sebangsanya sangat makmur sehingga mereka menggunakan kekuasaan uang untuk bertingkah semena-mena.
Q      Budaya
Budaya di dalam cerita ini adalah budaya Nippon atau budaya orang jepang, yang dahulu sebagai penjajah yang bertindak semena-mena terhadap bangsa Indonesia.

2. JAWA BARU

Unsur Intrinsik
v  Tema
Tema yang dianut dalam cerita ini adalah mengenai” KEHIDUPAN SUSAH “.
Ini berdasarkan atas semua inti dari cerita ini yang semua menceritakan tentang kehidupan susah pada zamannya.
Cuplikan cerita yang menandai tema tersebut :
Pada halaman 86, paragraf ke 3 :
  Surat-surat kabar penuh dengan kabar perang, tetapi surat-surat kabar itu kosong dengan pekabaran seperti diatas. Seperti kejadian di atas itu tidak terjadi di kota Jakarta dan tempat lain. Jurnali-jurnalis setiap hari disuruh kemana-mana untuk melihat keadaan di sekeliling kota, tetapi yang ditulisnya hanya tentang kemakmuran bersama.
v  Tokoh / perwatakan
Ø  Anak muda yang telanjang sebenar-benarnya      = Merana, orang gila.
Terlihat dari cerita saat ia setiap harinya yang dengan telanjang sebenar-benarnya dan selalu duduk dibawah pohon saat hari terang, ia hanya menutupi sebagian badannya menggunakan kedua telapak tangannya, ia hanya berani beranjak ke jalan saat hari gelap dan ia menuju kali untuk melihat barangkali ada bangkai ayam atau bangkai orang hanyut untuk dimakannya, karena ia kelaparan.
Ø  Perempuan-perempuan Jalang         = Pekerja keras
Terlihat saat mereka semua menjual diri kepada orang-orang diluar demi untuk membeli beras buat sanak saudaranya, hingga akhirnya mereka mati dengan sendirinya karena bunga mereka sudah layu, dan tidak dihinggapi kumbang lagi.
Ø  Orang-orang Jawa Hokokai             = Acuh, tidak peduli kesusahan rakyat
Terlihat saat mereka mengadakan rapat, dan tidak isa menjawab pertanyaan dari orang Nippon, yang mengemukakan kesusahan rakyatnya, dan mereka tidak bisa membuat jawaban pasti atas pertanyaan yang di ajukan.
v  Alur / plot
Alur yang demikian disebut alur kausal. Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal).
Karena alur ini menceritakan rakyat kecil yang sengsara akibat tingkah dari Jawa Hokokai yang kurang peka dan kurang peduli terhadap rakyatnya. Terutama pemerintah zaman itu yang selalu mengangkat berita baik disurat kabar maksud menutupi dan tidak pernah mau mengangkat cerita kesengsaraan rakyat.
Sehingga alur ini Maju, karena menceritakan kehidupan yang terjadi hingga saat ini.
plot                                       :
Tertulis pada halaman 87, paragraf 6
          Kehidupan susah, dimana-mana orang-orang mengeluh, tetapi tidak ada seorang pun yang berani membuka mulut. Seorang utusan pemerintah baru kembali dari perjalanannya dari seluruh Jawa dan telah mengirimkan laporannya kepada pemerintah. Malamnya diumumkan di radio, bahwa sungguhpun rakyat hidup susah, mereka tidak mengeluh, menanggungkan segala-galanya dengan sabar, tanda bakti yang keluar dari hati suci. Pada penghabisannya dikatakan pula, bahwa pemerintah Nippon terharu  sekali dengan ketulusan seluruh rakyat Pulau Jawa.
v  Latar / Setting
~ Latar tempat : Jakarta, Surabaya, Plered, dan di seluruh Pulau Jawa.
  Tergambarkan saat akhir cerita yaitu. Kehidupan susah terjadi di Jakarta, Surabaya, Plered, dan di seluruh Pulau Jawa. Semua orang menengadahkan tangan ke langit, meminta rezeki dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
~ Latar Waktu : Sepanjang hari mulai dari pagi hingga malam hari dan terjadi pada zaman dahulu hingga zaman sekarang pun masih terjadi seperti itu.
~ Latar Sosial : Kehidupan sosial yang terjadi oleh status yang di atas sehingga membuat kurang peduli dengan rakyat yang dibawahnya.         
v  Amanat
Amanat yang disampaikan dari cerita tersebut adalah Jika kita menjadi orang yang mempunyai rezeki lebih atau status sosial yang lebih tinggi, kita harus mengingat kepada rakyat yang dibawah yang lebih membutuhkan uluran tangan dari kita.
v  Sudut Pandang
            Sudut pandang orang ketiga (third person point of view)
Dalam cerita yang menpergunakan sudut pandang orang ketiga, ‘dia’, narator adalah seorang yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti.
v  Gaya Bahasa
Gaya Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia zaman sekarang, karena bahasanya lebih mudah dimengerti walaupun menceritakan kejadian zaman dahulu dan itu berlaku hingga zaman sekarang masih sama.

Unsur Ekstrinsik

v  Biografi Pengarang
Abdullah Idrus 
(lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal diPadang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawanIndonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.
v  Sosial
Sosialnya dari cerita ini adalah dimana kehidupan susah telah terjadi dari zaman dahulu hingga saat ini, karena orang yang memiliki kekuasaan lebih acuh kepada rakyat kecilnya. Sehingga banyak rakyatnya yang mati karena kelaparan.
v  Politik
Politiknya bahwa pemerintah lebih mengutamakan kepentingannya sendiri dengan komunitasnya. Sehingga rakyat kecil diabaikan.
v  Ekonomi
Ekonomi yang terjadi di atas ketidakmerataan hak rakyat kecil, yang lebih di utamakan rakyat besar terlebih dahulu. Terbukti saat rapat musyawarah kedua Jawa Hokokai yang berucap bahwa pertanyaan terdahulu saat rapat pertama bukanlah hal penting untuk dijawab.
v  Budaya
Budaya yang terjadi zaman itu liar, setiap orang tidak peduli dengan profesi apa yang dilakukannya, mereka hanya memikirkan perut mereka terisi, walaupun resiko pekerjaan mereka besar.

3. PASAR MALAM ZAMAN JEPANG
Unsur Intrinsik
ü  Tema
Tema dalam cerita ini adalah “ PASAR MALAM”.
Tema itu diambil dari semua kegiatan yang dilakukan ada di dalam sebuah pasar malam. Mulai dari kegiatan perjudian hingga perdebatan antara orang-orang yang berada di pasar malam pada zaman jepang.
ü  Tokoh/ Perwatakan
Ø  Amin, bajunya bersetrika, jadi bagus, berdasi, dan bersepatu, seperti anggota Chuo Sangiin    = Suka Mengejek, Sombong.
Terlihat saat ia berkata mengejek temannya:
“Apa gunanya berdesak. Beli saja yang diluar ini.”
“Memang, di luar dua kali lipat, tetapi apa peduli kita. Apa artinya uang sekarang ini.”
Ø  Ti istri dari seorang Indonesia       = suka meremehkan dan kasar bicaranya
terlihat di satu dialognya bersama suami nya:
“Kang, ini tolol betul. Bagor kan bukan Karat.”
Ø  Orang Indonesia, yang kurus = suka berjudi
Terlihat saat ia serius mengikutu permainan itu yang terus menerus tanpa henti, hingga akhirnya ia sadar bahwa dia kehabisan uang saat merogoh kantong sakunya. hingga akhirnya dia kalah, dan keesokan harinya terdengar bahwa ia sudah mati.
ü  Alur / Plot
Maka cerita ini mengandung alur linear, karena Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Atau alur mundur karena menceritakan kejadian di masa lalu.

Plot         :
     Saat orang Indonesia mengalami kekalahan saat bermain rolet, sehinnga ia rela satu persatu menjual pakaian nya ,hingga pakain dalamnya. Tetapi tetap saja ia mengalami kekalahan.
ü  Latar / Setting
Latar Tempat : Berada di Pasar Malam
 karena keseluruhan cerita ini mengusung tema di Pasar Malam.
Latar Waktu  : Malam hari saat pada zaman Jepang.
Latar Sosial   : Semu bergabung tidak melihat status sosial, karena yang mereka lakukan disana hanya melakukan permainan di Pasar Malam.
ü  Amanat
Jangan mudah putus asa hanya karena sebuah permainan, dan jangan mudah mengeluarkan apa yang kita punya hanya demi hal yang tidak berguna.
ü  Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Dalam hal ini, ada dua macam sudut pandang yang bisa dipakai:
a. Sudut pandang orang pertama (first person point of view)
Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, ‘aku’, narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ‘aku’ tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakan tokoh si ‘aku’ tersebut.
Sudut pandang orang pertama masih bisa dibedakan menjadi dua:
1‘  Aku’ tokoh utama. Dalam sudut pandang teknik ini, si ‘aku’ mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniyah, dalam diri sendiri, maupun fisik, dan hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ‘aku’ menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ‘aku’, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian, si ‘aku’ menjadi tokoh utama (first person central).
2‘ Aku’ tokoh tambahan. Dalam sudut pandang ini, tokoh ‘aku’ muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan (first pesonal peripheral). Tokoh ‘aku’ hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ‘aku’ tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah. Dengan demikian si ‘aku’ hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si ‘aku’ pada umumnya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga (third person point of view)
Dalam cerita yang menpergunakan sudut pandang orang ketiga, ‘dia’, narator adalah seorang yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti.
Maka cerita ini adalah menggunakan sudut pandang orang ketiga, karena dalam cerita ini pengarang menceritakan kisah orang lain pada masanya, yaitu masa jepang.
ü  Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita ini adalah Bahasa Indonesia yang baku, dan di dalamnya banyak menggunakan bahasa sastra, lebih puitis. Kurang dimengerti sedikit bahasa yang digunakan, karena menceritakan pada masa lalu.

Unsur Ekstrinsik
ü  Biografi Pengarang
Abdullah Idrus 
(lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal diPadang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawanIndonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.
ü  Sosial
Dengan adanya kegiatan di pasar malam, membuat pada zaman dahulu membuat semua orang saling berinteraksi di dalamnya tanpa memandang status sosial, karena mereka di dalamnya hanya melakukan hal kesenangan mereka, bermain dengan apa yang mereka sukai.
ü  Politik
Unsur politik yang terlihat di dalam cerita tersebut adalah ketika seorang lelaki tua yang terus berusaha ingin memenangkan permainan rolet. Dia berusaha hingga menjual semua yang ia pakai pada saat itu untuk mendapatkan kemenangan terhadap lawannya.
ü  Ekonomi
Kehidupan ekonomi yang terjadi pada saat cerita ini dibuat adalah ekonomi nya sangat rendah.
Terlihat saat seorang yang kalah dalam bermain sampai menjual pakaian dalam dia untuk mendapatkan se Sen uang agar permainannya berlanjut.
ü  Budaya
Kebudayaan yang tergambarkan dalam cerita ini adalah sebuah persaingan dalam sebuah permainan. Jadi budaya saat itu adalah harus berusaha dengan sekuat tenaga bila ingin menjadi pemenang yang terhormat pada masa Jepang.

4. SANYO
Unsur Intrinsik
ÿ Tema
Tema yang tersirat dalam cerita ini adalah “ Penasaran ”
Tema tersebut terlihat saat di dalam cerita mereka melakukan sebuah percakapan yang pada awalnya mereka bersaing dalam menjualkan makanan. Pada akhirnya salah satu pedagang itu terucap kata yang membuat mereka tidak mengerti apa arti dari kata yang di ucapkan tadi, dan terus bertanya arti kata itu kepada setiap pembeli.
ÿ Tokoh / Perwatakan
Ø  Kadir      = Penjual kacang rebus, sifat yang tidak sabar dan sombong.
Terlihat saat ia berjualan kacang dan semua pengunjung tidak ada yang menghampiri barang dagangan dia, dan lebih memilih untuk membeli es krim. Ia pun bergerutu sendiri melihat kantong sakunya yang masih kosong.
Ø  Seorang tukang es lilin                   = Sopan
Terlihat saat ia menghampiri Kadir dengan sopan memohon untuk memberi kacang dengan harga yang sangat murah, karena ia merasa kelaparan dan hanya memakan es krim dagangannya.
Ø  Seorang lelaki tua       = Galak dan kasar
Terlihat saat seorang lelaki tua ini memarahi penjual es krim dengan bahasa kasar karena yang ia mau kacang dengan harga 3 sen, bukan es krim yang diberinya tadi oleh penjual es krim yang sedang bercakap dengan Kadir.
Ø  Seorang lelaki   = Mata- mata Nippon , tegas dan galak
Terlihat saat Kadir bertanya pada pria ini tentang arti kata “ SANYO “ yang ternyata itu adalah kata penghinaan untuk Nippon, sehingga Kadir langsung diseret ke kantor polisi.
ÿ  Alur / Plot
Maka cerita ini mengandung alur Kausal, karena Berdasarkan hubungan sebab akibat. Dimana karena keingintahuan Kadir tentang arti kata Sanyo itu, akibatnya Kadir dibawa ke kantor polisi karena ia bertanya pada mata-mata Nippon. Alur nya maju.

Plot dari cerita ini ketika :
Ketika Kadir terus berusaha bertanya kepada setiap pembeli kacangnya tentang arti dari kata SANYO, hingga suatu saat ia tidak mengetahui bahwa orang yang ia Tanya adalah mata-mata dari Nippon, seketika orang itu marah karena arti kata itu berate sebuah pengejekkan untuk Dai Nippon.
ÿ Latar / Setting
~ Latar Tempat    : Dibawah Radio Umum
 Disinilah tempat Kadir berjualan kacang yang masih saja tidak dihampiri oleh pengunjung, dan merupakan tempat penjual es krim untuk menjual es krim nya.
~ Latar Waktu     :Siang hari
  Pada waktu ini yang membuat Kadir bergerutu karena hingga panasnya cuaca belum ada satu pun yang membeli kacang yang diual oleh Kadir, sehingga membuat ia kesal kepada penjual es krim.
~ Latar Sosial       : Saling memberi
  Tergambarkan jelas saat kadir memberi sedikit barang jualannya walaupun dengan harga yang sangat murah kepada enjual es krim dan lelaki tua yang memaksa membeli dengan haraga yang sangat rendah.
ÿ Amanat
Amanat yang disampaikan dalam sebuah cerita ini adalah, jangan mengucapkan hal apapun yang tidak pernah kita mengerti apa arti dari hal tersebut. Karena isa saja hal itu adalah hal yang paling tidak aik untuk di ucapkan. Dan biarlah kita mencari tahu sendiri tentang apa yang tidak kita ketahui.
ÿ Sudut Pandang
Sudut pandang dari cerita di atas adalah sudut pandang orang ketiga, karena pengarangnya tidak masuk kedalam cerita dan hanya menceritakan kisah orang lain.
ÿ Gaya Bahasa
Sangat menarik gaya bahasa yang digunakan dalam cerita ini, karena walaupun menceritakan pada zamannya tapi bahasa yang disampaikan menggunakan Bahasa Indonesia yang mudah dimengerti untuk isi ceritanya.

Unsur Ekstrinsik
ÿ Biografi Pengarang
Abdullah Idrus 
(lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal diPadang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawanIndonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.
ÿ Sosial
Sosial yang tersirat dalam cerita ini adalah kehidupan saling berbagi antara satu dengan yang lainnya, walaupun dirinya sendiri pun mengalami kekurangan dalam kehidupannya.
ÿ Politik
Politik yang tersirat adalah ketika satu kesalahan yang karena rasa pensaran sendiri ternyata bisa membuat dirinya dibawa ke kantor polisi hanya karena pertanyaan yang salah ditujukan kepada orang lain.
ÿ Ekonomi
Kehidupan ekonomi dalam cerita ini adalah kehidupan berdagang untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, dan bersaing untuk mendapatkan rezekinya masing-masing.
ÿ Budaya
Budaya yang tergambarkan adalah budaya hukum, dimana diceritakan saat Kadir yang salah bertanya karena rasa penasarannya sendiri mendapat akibat membuat dia dibawa ke kantor polisi oleh mata-mata Nippon.

5. Fujinkai
Unsur Intrinsik
C  Tema
Tema yang tersirat dalam cerita ini adalah “ RAPAT “
Tema ini terlihat karena di dalam nya menceritakan tentang sebuah rapat fujinkai, dimana pemimpin atas mengutus rapat ini untuk menyampaikan apa yang seharusnya dilakukan oleh anggotanya.
C  Tokoh / Perwatakan
Ø  Nyonya Sastra  = Disiplin, Sombong, dan Sabar
Tersirat dari cerita Nyonya Sastra yang mematuhi perintah atasannya untuk mengadakan rapat bersama anggotanya, membahas tentang pungutan untuk membuat kue.
Ø  Nyonya Waluyo  = Tidak sabaran dan suka mengejek
Terlihat saat Nyonya Waluyo yang langsung mengundurkan diri mengikuti rapat yang terlalu lama, dan ia keluar sambil mengejek Nonya Waluyo yang membawakan rapat dengan bertele-tele.
Ø  Nyonya Salim    = Kekurangan ekonomi
Tergambarkan dalam cerita saat Nyonya Salim mengundurkan diri sebagai anggota Fujinkai karena permintaan Nyonya salim untuk memberi beras seperlima liter setiap harinya, ia merasa itu terlalu berat, karena kondisi ekonomi keluarganya.
Ø  Nyonya Joko     = Simpatik
Terlihat saat ia menceritakan anaknya yang bekerja keras setiap hari dan mesti harus ditambah menanggung karena putusan rapat Fujinkai.
Ø  Nyonya Surya    = Sombong
Terlihat saat ia menceritakan anaknya dengan sombongnya saat anaknya pulang dan membawa segala hasil dari pekerjaannya.
C  Alur / Plot
Cerita ini Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear.
~ Plot
  Plot cerita ini saat semua anggotanya mulai merasa jenuh terhadap rapat yang disampaikan oleh Nyonya Sastra, dan mulai satu persatu anggotanya pulang karena rapat itu terlalu lama.
C  Latar / Setting
~ Latar Tempat    : Fujinkai Kampung A
 Disinilah rapat Fujinkai dilaksanakan, karena sepanjang ceritanya hanya membahas tentang isi rapat.
~ Latar Waktu     : Sepanjang hari mulai dari pagi sampai acara rapat tersebut selesai pada waktunya. Karena rapat ini terlalu lama, jadi menghabiskan waktu yang lama, sehingga anggotanya mengalami kejenuhan didalam rapat tersebut.
~ Latar Sosial       : Rapat Musyawarah
Karena rapat ini diadakan untuk memusyawarahkan pesan dari atasan Nyonya Sastra yang mendapat pesan dari surat-surat kabar pada yang akhir-akhir ini.
C  Amanat
Amanat yang disampaikan di cerita ini adalah, kita harus memusyawarahkan hal penting untuk mendapatkan putusan yang musyawarah. Dan jangan menilai orang dari apa yang kita lihat, tapi kita pun harus belajar mendengarkan apa yang diutarakan seseorang itu.
C  Sudut Pandang
Sudut Pandang yang terjadi di dalam cerita ini adalah sudut pandang orang ketiga, karena pengarangnya memang tidak ikut di dalam cerita, ia hannya menceritakan orang lain sebagai tokohnya.

Unsur Ekstrinsik
C  Biografi Pengarang
Abdullah Idrus 
(lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal diPadang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawanIndonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.
C  Sosial
Sosial di cerita ini adalah ketika memusyawarahkan suatu masalah, walaupun di dalamnya terjadi sedikit perdebatan.
C  Politik
Politiknya dalam cerita ini adalah ketika Bangsa Indonesia diwajibkan mematuhi untuk memberi seagian beras setiap harinya. Dan member sesuatu untuk mengucapkan terima kasih kepada yang sudah berjuang.
C  Ekonomi
Ekonomi yang terjadi pada saat itu adalah, kekurangan bahan pokok, karena setiap keluaraga diminta untuk member seperlima liter beras setiap harinya, dan itu sedikit membebani rakyat yang kurang mampu.
C  Budaya
Kebudayaan yang terjadi di dalam cerita saat itu adalah ketika kita harus menuruti apa yang mereka minta, dan kita harus memberikan sesuatu untuk ucapan terima kasih.

6. OH……OH……OH!
Unsur Intrinsik
J  Tema
Tema di dalam cerita ini adalah “ Perjalanan “
Tema itu berdasarkan atas sepanjang cerita yang menceritakan kisah di dalam perjalanan sebuah kereta api, mulai dari diskriminasi untuk mendapatkan tiket, hingga keributan dengan pasukan Keibodan.
J   Tokoh / Perwatakan
Ø  Anak Muda, kurus       = Tokoh lataran.
Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.
Ø   Tukang karcis            = Antagonis
Terlihat saat ia mendiskriminasi dalam member karcis. Ia marah terhadap pembeli karcis yang sudah menuggu lama hanya karena tukang karcis yang tidak juga memberikan karcis itu.
Ø  Orang Tionghoa          = Sombong
Terlihat saat ia membanggakan bahwa ia mendapat karcis dengan kelas dua, yang berarti itu hanya untuk kelas Nippon.
Ø  Orang Arab                = Protagonis
Terlihat saat ia sedang bertanya kepada anak muda yang hanya memiliki kaki 1, dan terlihat saat ia berucap “ Astagfirullah “ terhadap orang Indonesia yang berkata kasar.
Ø  Polisi                = Licik
Terlihat saat ia , mencoba membantu anak perempuan membawa sebagian beras, yang ternyata itu hanya sebuah trik Polisi yang juga untuk mendapatkan beras secara cuma-Cuma, tanpa berbuat kekerasan seperti pasukan Keibodan.
J  Alur / Plot
        Jadi alur dari cerita ini termasuk dalam alur linear, dan alur mundur. Karena menceritakan tentang kejadian masa lalu pada zamannya.
       Plot dari cerita ini saat pasukan Keibodan yang berusaha memberhentikan perjalanan hanya untuk mengambil beras bawaan penumpang, dan Polisi datang membuat malu pasukan Keibodan dengan hanya menjawab pertanyaan pemilik beras tersebut. Dan yang ternyata Polisi itu pun melakukan hal yang sama terhadap anak perempuan yang sedang membawa beras, dengan cara menipu anak perempuan itu dengan modus membawakan sebagian beras di pundaknya.
J  Latar / Setting
~ Latar tempat     : Sukabumi, perjalanan di dalam sebuah kereta.
Karena sepanjang perjalanan dari cerita ini hanya menceritakan di dalam sebuah kereta dari daerah Sukabumi.
~ Latar Waktu   : Siang hari
Karena tercantum di dalam cerita saat mereka merasa kepanasan ketika di dalam sebuah perjalanan kereta dari arah Sukabumi.
~ Latar Sosial   : Ketika Stasiun di Sukabumi padat oleh penumpang, dan tukang karcis melakukan diskriminasi terhadap pembeli tiket.
J  Amanat
Amanat yang disampaikan dalam cerita ini adalah, kita tidak boleh membedakan dengan cara mendiskriminasi orang. Dan kita tidak boleh berbuat semena-mena terhadap hak orang lain, karena itu bisa membuat malu diri kita sendiri pada kelaknya.
J  Sudut Pandang
Sudut Pandang dari cerita ini adalah sudut pandang orang ketiga, karena pengarang tidak pernah masuk kedalam cerita sebagai AKU, ia hanya menceritakan kisah orang pada zaman Jepang.
J  Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita ini sedikit mudah dimengerti, karena memakai bahasa Indonesia yang baku saat zaman dahulu.

Unsur Ekstrinsik
J  Biografi Pengarang
Abdullah Idrus 
(lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal diPadang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawanIndonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.
J  Sosial
Sosial nya dari cerita ini adalah perbedaan status social yang hingga membuat diskriminasi dalam mendapatkan tiket. Dan perlakuan pemaksaan dari pasukan Keibodan.
J  Politik
Politik dari cerita ini adalah setiap pasukan Keibodan bertindak paksa saat menjarah barang bawaan penumpang berupa beras, sehingga membuat Polisi berusaha mengusir pasukan itu dari dalam kereta.
J  Ekonomi
Ekonomi yang terjadi adalah sangat rendah, sehingga terjadinya perbedaan status sosial dan diskriminasi di dalamnya.
J  Budaya
Kebudayaan yang terjadi saat itu adalah budaya semena-mena yang dilakukan oleh pemegang kekuasaan terhadap rakyat kecilnya.

7. HEIHO
Unsur Intrinsik
O  Tema
Tema yang tersirat dari cerita di atas adalah“ Perjuangan “
Tema ini tersirat karena di dalam cerita ini menceritakan sebuah perjuangan Kartono untuk menjadi seorang Heiho, hingga ia mempertaruhkan huungan keluarganya demi membela tanah air.
O  Tokoh / Perwatakan
Ø  Kartono            = Protagonis, Sabar, dan Pejuang Keras
Terlihat saat ia Berusaha ingin menjadi seoorang Heiho dan sabar mendengar ocehan atasannya, karena kesal mendengar permintaan Kartono yang meminta menulis penghargaan menggunakan Bahasa Nippon. Dan ia rela meninggalkan keluarganya hanya untuk membela Tanah Air.
Ø  Kepala Kantor   = Mudah Tersinggung, Pemarah.
Terbukti saat ia merasa kesal terhadap Kartono dan ia marah terhadap Kartono yang meminta untuk menulis penghargaan untuk dirinya menggunakan Bahasa Nippon.
Ø  Miarti              = Istri Kartono, Tegas.
Terlihat saat Miarti meminta Kartono memilih antara dirinya atau menjadi seorang Heiho untuk membela Negara dan Tanah Air.
O  Alur / Plot
Alur yang terjadi di dalam cerita ini adalah alur mundur, karena menceritakan perjuangan seseorang untuk menjadi Heiho. Dan mengandung Kausal, karena ada hubungan antara sebab dan akibat.
Plot yang ada didalam cerita ini saat Kartono mendapat kabar kelulusan untuk menjadi seorang Heiho dan ia pulang kerumahnya dengan meksud member kejutan kepada istrinya yang ternyata istrinya malah member pilihan kepada Kartono untuk memilih Heiho atau istrinya.
O  Latar / Setting
~ Latar Tempat    : Di kantor Kartono, Markas Heiho, dan Rumah Kartono.
~ Latar Waktu     : Sepanjang hari mulai dari pagi hingga malam
Karena di dalam cerita di mulai saat Kartono berada di dalam kantor hingga menuju markas Heiho dan pulang kerumahnya.
~ Latar Sosial       : Perjuangan menjadi seorang Heiho.
Terlihat saat usaha keras dari Kartono yang ingin menjadi seorang Heiho untuk membela Tanah Air.
O  Amanat
Kita pun sebagai penerus Bangsa yang baik, harus lebih bersemangat untuk berjuang untuk mendapatkan hal yang menjadi impian kita jika itu memang bersifat positif.
O  Sudut Pandang
Sudut pandang dari cerita di atas adalah sudut pandang orang ketiga, karena pengarangnya menceritakan kisah orang dengan menggunakan kata Ia atau Dia.
O  Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita disini, sangat menarik, sehingga membuat pembaca mudah mengerti dalam mebaca kisah-kisah perjuangan masa lalu.

Unsur Ekstrinsik
O  Biografi Pengarang
Abdullah Idrus 
(lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal diPadang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawanIndonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.
O  Sosial
Sosial yang terjadi di atas adalah sebuah perjuangan dari seorang pria untuk membela Tanah Air dan rela mengorbankan hubungan dengan keluarganya.
O  Politik
Politik yang terjadi di dalam cerita ini adalah, saat Heiho meminta anak bangsanya ikut membela Tanah Air.
O  Ekonomi
Ekonomi yang terjadi adalah pada saat itu tidak memperhatikan kebutuhan kecil menurut Nippon.
O  Budaya
Budaya yang tersirat dalam cerita ini adalah, budaya perjuangan dari anak Bangsanya dalam memperjuangkan hak Tanah Air.











AVE MARIA dan KEJAHATAN MEMBALAS DENDAM
Unsur Intrinsik
§      Tema
          Ave Maria mempunyai tema percintaan, terlihat saat Zulbahri yang merelakan istrinya untuk teman lamanya dan memilih pergi tanpa tujuan dan hanya ditemani dengan buku karya zulbahri sendiri.
          Kejahatan Membalas Dendam mempunyai tema yaitu Persaingan, dimana didalamnya diceritakan sebuah persaingan sebuah karya maupun sebuah percintaan.
§      Tokoh dan Perwatakan
Ave Maria    :
Ø  Zulbahri  = Tegar
diceritakan saat Zulbahri yang rela mengalah untuk kebahagiaan istrinya yang lebih pantas bersama teman lamanya.
Ø  Wartini   = Munafik
terlihat di dalam cerita saat wartini yang ingin memiliki kedua pria tersebut, walaupun ia sering kali berkata pada suaminya, bahwa hanya suaminya lah yang ia cintai, bukan teman lamanya.
Ø  Syamsu   = Licik
terlihat saat ia yang datang kembali ke kehidupan wartini yang sudah berkeluarga, dan dengan maksud hanya datang sebagai sahabat, tetapi akhirnya merebut wartini dari tangan Zulbahri hingga menghamili wartini.
Ø  Ayah       = Baik
Terlihat saat ia terus menunggu kedatangan Zulbahri walaupun terlihat sedikit aneh dengan awal kedatangannya. Ia terus mendengarkan keluh kesah Zulbahri.
Ø  Ibu         = Baik
terlihat saat Ibu yang dengan sabarnya mendengarkan keluh kesah Zulbahri hingga sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri.
Kejahatan Membalas Dendam
Ø  Ishak      = Pengarang Muda, Lemah, Putus asa
terlihat di dalam cerita saat Ishak lari dari dunia nya hanya karena kritikan dari Pak Orok hingga meninggalkan tunangannya.
Ø  Satilawati= Tunangan Ishak
terlihat saat ia yang terus berjuang mempertahankan karir dan cintanya.
Ø  Kartili     = Dokter, Teman Ishak, Licik
terlihat sat ia yang berusaha menjelekkan Ishak untuk mendapatkan Satilawati yang sudah lama ia cintai.
Ø  Asmadiputera= Meester in de rechten, teman Ishak, Baik, setia kawan
Terlihat saat ia yang hanya satu-satunya teman dalam ikut memperjuangkan nama Ishak di depan rakyat.
Ø  Sukroso  = Pengarang Kolot, Ayah Satilawati, Pengkritik
terlihat saat ia yang tidak menyukai hasil karya dari Ishak dan terus mengkritik dari karya yang dibuat Ishak.
Ø  Perempuan Tua= Nenek Sasilawati, Dukun , Adil
terlihat saat ia yang berusaha adil kepada keluarganya, dimana ayah sasilawati yang berusaha menjauhkan Ishak dari kehidupannya, tapi nenek itu berusaha melihat jalan tengahnya dengan tidak ingin menyakiti hati cucu kesayangannya.
§      Alur / Plot
Ave Maria
Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear.
Kejahatan Membalas Dendam
Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal). Alur yang demikian disebut alur kausal.
Plot    :
          Plot yang tersirat dalam cerita Ave Maria adalah Ketika Zulbahri pergi meninggalkan Wartini, dan merelakan istrinya untuk teman lamanya, hingga ia pun jalan tak menentu arah menjalani sisa hidupnya.
tersirat pada halaman18
          Plot yang tersirat dalam cerita Kejahatan Membalas Dendam adalah saat adegan ketiga belas dari babak ketiga.
§      Latar / Setting
Ave Maria
Waktu         : Zaman Jepang, malam hari ( sepanjang hari,)
Tempat        : Rumah Ayah dan Rumah Zulbahri( Jakarta )
Sosial          : Keluarga ayah dan Ibu yang mulai menerima dan bisa mengajak Zulbahri kembali berbicara pasca meninggalkan istrinya.
Kejahatan Membalas Dendam
Waktu         : Zaman Jepang, Sepanjang hari
Tempat        : Jakarta,
Sosial          : Lahirnya karya sastra baru membuat adanya sebuah persaingan
§      Amanat
Ave Maria   
Cinta adalah sebuah ketulusan dimana tersirat dalam cerita Zulbahri yang rela memberikan orang yang dia cintai demi kebahagiaan yang orang dicintainya bersama orang lain.

Kejahatan Membalas Dendam
Sebuah kejahatan yang terselubung di dalam kebaikan sekali pun pasti akan menimbulkan akibatnya sendiri terhadap orang yang melakukan.
§      Sudut Pandang
Sudut pandang dalam kedua cerita tersebut adalah sudut pandang orang ketiga, karena si pengarang tidak mencantumkan dirinya di dalam cerita.
§      Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita tersebut adalah Bahasa Indonesia baku, tetapi mudah dimengerti untuk pembaca pada zaman sekarang.

Unsur Ekstrinsik
§      Biografi
Abdullah Idrus 
(lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal diPadang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawanIndonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.
§      Sosial
Nilai Sosial yang tersirat dalam cerita Ave maria adalah bahwa Cinta terhadap diri dan terhadap orang lain terkadang mengalahkan rasa cinta kita terhadap Nusa dan Bangsa.
Sedangkan dari cerita Kejahatan Membalas Dendam adalah bahwa kawan yang setia akan selalu berada di samping kita , baik saat kita berada di atas maupun di bawah.
§      Politik
Politik yang tergamarkan dalam cerita keduanya adalah bahwa mereka ingin menunjukkan pengalamannya terhadap orang lain untuk mendapatkan sesuatu, aik dalam percintaan maupun pengakuan terhadap rakyat banyak.
§      Ekonomi
Ekonomi yang terjadi saat itu adalah bahwa nilai ekonomi didalam cerita masih sangat rendah.
§      Budaya
Budaya di dalam cerita di atas adalah Budaya persaingan yang terjadi di antaranya di dalam cerita masing-masing. Mulia dari perebutan cinta hingga pengakuan karya sastra terbaik dari rakyat banyak.

SESUDAH 17 AGUSTUS 1945
Unsur Intrinsik
o   Tema
-      Kisah Sebuah Celana Pendek      = Perjuangan
terlihat tema cerita ini saat Kusno dan ayahnya yang memperjuangkan cita-cita mereka untuk mendapatkan sesuatu.
-      Surabaya                                  = Peperangan
terlihat tema cerita ini saat orang-orang Indonesia yang tengah memperjuangkan Bangsa Indonesia di daerah Surabaya.
-      Jalan lain ke Roma                     = Perjalanan
tema cerita ini terlihat saat sebuah perjalanan Open dalam mencari sebuah kejujuran seperti yang selalu diajarkan oleh kedua orang tuanya.
o   Tokoh / Perwatakan
Kisah Sebuah Celana Pendek
-      Kusno                              = Pejuang keras
tergambarkan dalam cerita ini saat ia yang terus memperjuangkan sebuah celana pemberian ayahnya disbanding mengurusi rasa kelaparan.
-      Pak Kusno                        = Pekerja keras
terlihat saat ia yang bekerja keras mengumpulkan uang untuk membelikan sebuah celana kepada anaknya agar bahagia.
Surabaya
-      Orang- orang Indonesia   = Pembela Indonesia, Pejuang
terlihat saat mereka rela berkorban membela tanah airnya di Surabaya untuk melawan sekutu.
-      Belanda- Indo                  = Penjajah , Pemarah
terlihat saat mereka merasa terhina saat orang Indonesia merobek bendera mereka menjadi bendera Indonesia.
-      Sekutu                            = Licik, penjajah, penguasa
terlihat saat mereka mencurangi rakyat Surabaya dengan membodohi mereka untuk menuruti segala perintahnya.

Jalan Lain ke Roma
-      Open                               = Jujur
terlihat saat ia yang selalu mengingat pesan orang tuanya untuk selalu jujur.
-      Istri Open                      = Pemarah
terlihat saat ia yang sering sekali memarahi Open sambil mebawa-bawa sebuah golok.
-      Ayah , Ibu                       = Baik, menyayangi anaknya
terlihat saat mereka yang berusaha mencari nama baik untuk anaknya, dan saat mengajarkan anaknya untuk jujur dalam segala hal.
-      Surtiah                           = Pekerja keras, Sabar, Penyayang
terlihat saat Surtiah dengan sabarnya menyayangi suaminya, dan bekerja keras membantu kedua orang tuanya.
o   Alur / Plot
Kisah Sebuah Celana Pendek
Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear.
Surabaya
Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear.
Jalan Lain ke Roma
Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal). Alur yang demikian disebut alur kausal.


Plot
Kisah Sebuah Celana Pendek
          Saat dimana Kusno yang berjuang mempertahankan sebuah celananya untuk tidak dijual, padahal ia merasa kelaparan. Tercantum pada halaman 117 paragraf ke-5
Surabaya
          tercantum saat adegan ke-5 dimana tentara sekutu semakin bertambah maju masuk ke kota.
Jalan Lain ke Roma
          terlihat dalam cerita saat Open diminta datang di Kepentai, tercantum di halaman 166
o   Latar / Setting
Kisah Sebuah Celana Pendek
-      Waktu         : Zaman Jepang, saat perang hari pearl Harbour
-      Tempat        : Pearl Harbour, Kantor
-      Sosial          : Peperangan yang terjadi hanya untuk orang besar, orang kecil tidak memedulikan.
Surabaya
-      Waktu         : Zaman Jepang, setelah kemerdekaan
-      Tempat        : Surabaya
-      Sosial          : Kehidupan pejuang dalam mempertahankan Surabaya dari tentara sekutu.
Jalan Lain ke Roma
-      Waktu         : Zaman Jepang sepanjang hari
-      Tempat        : daerah perkotaan dan Desa
-      Sosial          : Kejujuran yang sulit di dapat pada zaman itu.
o   Amanat
Kisah Sebuah Celana Pendek
          Amanat yang disampaikan adalah bahwa kita harus memperjuangkan apa yang kita inginkan dan jangan putus asa untuk mempertahankan apa yang kita inginkan atau kita miliki.
Surabaya
          Amanat yang disampaikan adalah bahwa kita sebagai warga Negara yang baik harus membela Bangsa kita dari para penjajah yang ingin merenggut kemerdekaan kita.
Jalan Lain ke roma
          Amanat yang disampaikan adalah masih banyak jalan lain yang lebih baik untuk kita gapai, dan terus kejarlah apa yang kita cita-citakan tapi jangan sampai melupakan orang yang sangat berharga di sebelah kita.
o   Sudut Pandang
Sudut pandang yang tercantum dalam ketiga cerita tersebut adalah sudut pandang orang ketiga, karena si pengarang hanya menceritakan kisah orang lain, tidak mencantumkan namanya di dalm cerita ini.
o   Gaya Bahasa
Gaya Bahasa yang tertulis dalam cerita ini adalah Bahasa Indonesia Baku, sedikit kurang dipahami karena masih mengandung nilai-nilai pada zaman jepang.

Unsur Ekstrinsik
o   Biografi pengarang
Abdullah Idrus 
(lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal diPadang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawanIndonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.
o   Sosial
Nilai sosial yang terkandung dalam ketiga cerita tersebut adalah kita harus memperjuangkan masing- masing hak dan cita-cita kita sendiri, jangan sampai orang lain merampasnya.
o   Politik
Kisah sebuah Celana Pendek
       pekerjaan yang sulit di dapat pada masa peperangan zaman Jepang.
Surabaya
       Tentara sekutu yang memperudak bangsa Indonesia dalam menjajah daerah Surabaya.
Jalan Lain ke Roma
       Sebuah Kejujuran yang dinilai sangat rendah oleh orang-orang sekitar
o   Ekonomi
Ekonomi yang terjadi dari ketiga cerita di atas adalah sederhana, kesengsaraan karena masih dipengaruhi oleh tentara sekutu pada Zaman Jepang.
o   Budaya
Budaya yang terjadi adalah budaya pemberontak, dimana pada zaman Jepang yang sedikit melanggar perintah nya pasti akan terjadi penyiksaan.

DARI AVE MARIA KE JALAN LAIN KE ROMA
karya          : Idrus 1948

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik yang umum
Unsur Intrinsik:
@ Tema
        Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Karena itu, tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain.
        Tema ada yang dinyatakan secara eksplisit (disebutkan) dan ada pula yang dinyatakan secara implisit (tanpa disebutkan tetapi dipahami).
        Dalam menentukan tema, pengarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: minat pribadi, selera pembaca, dan keinginan penerbit atau penguasa.
        Dalam sebuah karya sastra, disamping ada tema sentral, seringkali ada pula tema sampingan. Tema sentral adalah tema yang menjadi pusat seluruh rangkaian peristiwa dalam cerita. Adapun tema sampingan adalah tema-tema lain yang mengiringi tema sentral.
Ø  Tema umum dari novel ini adalah “ Kesederhanaan Baru “
Karena di dalam cerita ini membahas tentang berbagai macam kehidupan ekonomi yang menimbulkan sebab dan akibat itu sendiri.
@ Tokoh / Perwatakan
Ave Maria    :
Ø  Zulbahri  = Tegar
diceritakan saat Zulbahri yang rela mengalah untuk kebahagiaan istrinya yang lebih pantas bersama teman lamanya.
Ø  Wartini   = Munafik
terlihat di dalam cerita saat wartini yang ingin memiliki kedua pria tersebut, walaupun ia sering kali berkata pada suaminya, bahwa hanya suaminya lah yang ia cintai, bukan teman lamanya.
Ø  Syamsu   = Licik
terlihat saat ia yang datang kembali ke kehidupan wartini yang sudah berkeluarga, dan dengan maksud hanya datang sebagai sahabat, tetapi akhirnya merebut wartini dari tangan Zulbahri hingga menghamili wartini.
Ø  Ayah       = Baik
Terlihat saat ia terus menunggu kedatangan Zulbahri walaupun terlihat sedikit aneh dengan awal kedatangannya. Ia terus mendengarkan keluh kesah Zulbahri.
Ø  Ibu         = Baik
terlihat saat Ibu yang dengan sabarnya mendengarkan keluh kesah Zulbahri hingga sudah menganggapnya sebagai anaknya sendiri.
Kejahatan Membalas Dendam
Ø  Ishak      = Pengarang Muda, Lemah, Putus asa
terlihat di dalam cerita saat Ishak lari dari dunia nya hanya karena kritikan dari Pak Orok hingga meninggalkan tunangannya.
Ø  Satilawati= Tunangan Ishak
terlihat saat ia yang terus berjuang mempertahankan karir dan cintanya.
Ø  Kartili     = Dokter, Teman Ishak, Licik
terlihat sat ia yang berusaha menjelekkan Ishak untuk mendapatkan Satilawati yang sudah lama ia cintai.
Ø  Asmadiputera= Meester in de rechten, teman Ishak, Baik, setia kawan
Terlihat saat ia yang hanya satu-satunya teman dalam ikut memperjuangkan nama Ishak di depan rakyat.
Ø  Sukroso  = Pengarang Kolot, Ayah Satilawati, Pengkritik
terlihat saat ia yang tidak menyukai hasil karya dari Ishak dan terus mengkritik dari karya yang dibuat Ishak.
Ø  Perempuan Tua= Nenek Sasilawati, Dukun , Adil
terlihat saat ia yang berusaha adil kepada keluarganya, dimana ayah sasilawati yang berusaha menjauhkan Ishak dari kehidupannya, tapi nenek itu berusaha melihat jalan tengahnya dengan tidak ingin menyakiti hati cucu kesayangannya.

·         KOTA HARMONI
Ø  Perempuan muda, Belanda Indo        = Angkuh, Sombong.
“Siapa lagi yang membawa terasi ke atas trem. Tidak tahu aturan, ini kan kelas satu.” dia berkata kepada salah satu penumpang di dalam trem itu
Ø  Perempuan tua, bungkuk, kurus       = Sederhana dan Merana.
Terlihat saat perempuan tua ini bersitegang dengan seorang kondektur yang mengusir perempuan tua ini untuk pindah  kelas, karena tidak sanggup membayar biaya menaiki trem.
Ø  Kondektur 1      = Angkuh dan Semena-mena.
Terlihat saat kondektur 1 mengusir perempuan tua yang tidak sanggup membayar biaya trem dengan semena-mena tanpa belas kasihan.
Ø  Kondektur 2      = Pemarah
Terlihat saat kondektur 2 yang berkomentar saat melihat kondektur 1 yang mengusir perempuan tua untuk  pindah kelas 2 karena tidak cukup untuk membayar biaya menaiki trem.
Ø  Seorang anak muda     = jujur
Terlihat saat ia mengutarakan ketidaksukaanya terhadap perlakuan orang Nippon yang semena-mena di dalam trem yang penuh sesak
dialog      : “Orang kelas satu dan orang kelas dua disamakannya saja, seperti binatang saja diperlakukannya.”
Ø  Orang Nippon             = Semena-mena dan tidak tahu aturan.
Terlihat saat 3 orang Nippon yang sengaja memberhentikan trem yang sedang berjalan dengan tanpa aturan dan menaiki term tersebut dengan senyum kemenangan.
Ø  Orang kenpentai         = Adil
Terlihat saat ia marah kepada seorang Nippon yang menaiki jendela trem, yang memang sudah jelas marah kepada orang yang salah. Bukan seperti orang lain yang memandang sebuah kekuasaan untuk memarahi orang yang salah.
·                  JAWA BARU
Ø  Anak muda yang telanjang sebenar-benarnya      = Merana, orang gila.
Terlihat dari cerita saat ia setiap harinya yang dengan telanjang sebenar-benarnya dan selalu duduk dibawah pohon saat hari terang, ia hanya menutupi sebagian badannya menggunakan kedua telapak tangannya, ia hanya berani beranjak ke jalan saat hari gelap dan ia menuju kali untuk melihat barangkali ada bangkai ayam atau bangkai orang hanyut untuk dimakannya, karena ia kelaparan.
Ø  Perempuan-perempuan Jalang         = Pekerja keras
Terlihat saat mereka semua menjual diri kepada orang-orang diluar demi untuk membeli beras buat sanak saudaranya, hingga akhirnya mereka mati dengan sendirinya karena bunga mereka sudah layu, dan tidak dihinggapi kumbang lagi.
Ø  Orang-orang Jawa Hokokai             = Acuh, tidak peduli kesusahan rakyat
Terlihat saat mereka mengadakan rapat, dan tidak isa menjawab pertanyaan dari orang Nippon, yang mengemukakan kesusahan rakyatnya, dan mereka tidak bisa membuat jawaban pasti atas pertanyaan yang di ajukan.
·         PASAR MALAM ZAMAN JEPANG
Ø  Amin, bajunya bersetrika, jadi bagus, berdasi, dan bersepatu, seperti anggota Chuo Sangiin    = Suka Mengejek, Sombong.
Terlihat saat ia berkata mengejek temannya:
“Apa gunanya berdesak. Beli saja yang diluar ini.”
“Memang, di luar dua kali lipat, tetapi apa peduli kita. Apa artinya uang sekarang ini.”
Ø  Ti istri dari seorang Indonesia       = suka meremehkan dan kasar bicaranya
terlihat di satu dialognya bersama suami nya:
“Kang, ini tolol betul. Bagor kan bukan Karat.”
Ø  Orang Indonesia, yang kurus = suka berjudi
Terlihat saat ia serius mengikutu permainan itu yang terus menerus tanpa henti, hingga akhirnya ia sadar bahwa dia kehabisan uang saat merogoh kantong sakunya. hingga akhirnya dia kalah, dan keesokan harinya terdengar bahwa ia sudah mati.
·         SANYO
Ø  Kadir      = Penjual kacang rebus, sifat yang tidak sabar dan sombong.
Terlihat saat ia berjualan kacang dan semua pengunjung tidak ada yang menghampiri barang dagangan dia, dan lebih memilih untuk membeli es krim. Ia pun bergerutu sendiri melihat kantong sakunya yang masih kosong.
Ø  Seorang tukang es lilin                   = Sopan
Terlihat saat ia menghampiri Kadir dengan sopan memohon untuk memberi kacang dengan harga yang sangat murah, karena ia merasa kelaparan dan hanya memakan es krim dagangannya.
Ø  Seorang lelaki tua       = Galak dan kasar
Terlihat saat seorang lelaki tua ini memarahi penjual es krim dengan bahasa kasar karena yang ia mau kacang dengan harga 3 sen, bukan es krim yang diberinya tadi oleh penjual es krim yang sedang bercakap dengan Kadir.
Ø  Seorang lelaki   = Mata- mata Nippon , tegas dan galak
Terlihat saat Kadir bertanya pada pria ini tentang arti kata “ SANYO “ yang ternyata itu adalah kata penghinaan untuk Nippon, sehingga Kadir langsung diseret ke kantor polisi.
·         FUJINKAI
Ø  Nyonya Sastra  = Disiplin, Sombong, dan Sabar
Tersirat dari cerita Nyonya Sastra yang mematuhi perintah atasannya untuk mengadakan rapat bersama anggotanya, membahas tentang pungutan untuk membuat kue.
Ø  Nyonya Waluyo  = Tidak sabaran dan suka mengejek
Terlihat saat Nyonya Waluyo yang langsung mengundurkan diri mengikuti rapat yang terlalu lama, dan ia keluar sambil mengejek Nonya Waluyo yang membawakan rapat dengan bertele-tele.
Ø  Nyonya Salim    = Kekurangan ekonomi
Tergambarkan dalam cerita saat Nyonya Salim mengundurkan diri sebagai anggota Fujinkai karena permintaan Nyonya salim untuk memberi beras seperlima liter setiap harinya, ia merasa itu terlalu berat, karena kondisi ekonomi keluarganya.
Ø  Nyonya Joko     = Simpatik
Terlihat saat ia menceritakan anaknya yang bekerja keras setiap hari dan mesti harus ditambah menanggung karena putusan rapat Fujinkai.
Ø  Nyonya Surya    = Sombong
Terlihat saat ia menceritakan anaknya dengan sombongnya saat anaknya pulang dan membawa segala hasil dari pekerjaannya.
·         OH…OH…OH!
Ø  Anak Muda, kurus       = Tokoh lataran.
Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.
Ø  Tukang karcis             = Antagonis
Terlihat saat ia mendiskriminasi dalam member karcis. Ia marah terhadap pembeli karcis yang sudah menuggu lama hanya karena tukang karcis yang tidak juga memberikan karcis itu.
Ø  Orang Tionghoa          = Sombong
Terlihat saat ia membanggakan bahwa ia mendapat karcis dengan kelas dua, yang berarti itu hanya untuk kelas Nippon.
Ø  Orang Arab                = Protagonis
Terlihat saat ia sedang bertanya kepada anak muda yang hanya memiliki kaki 1, dan terlihat saat ia berucap “ Astagfirullah “ terhadap orang Indonesia yang berkata kasar.
Ø  Polisi                = Licik
Terlihat saat ia , mencoba membantu anak perempuan membawa sebagian beras, yang ternyata itu hanya sebuah trik Polisi yang juga untuk mendapatkan beras secara cuma-Cuma, tanpa berbuat kekerasan seperti pasukan Keibodan.
·         HEIHO
Ø  Kartono            = Protagonis, Sabar, dan Pejuang Keras
Terlihat saat ia Berusaha ingin menjadi seoorang Heiho dan sabar mendengar ocehan atasannya, karena kesal mendengar permintaan Kartono yang meminta menulis penghargaan menggunakan Bahasa Nippon. Dan ia rela meninggalkan keluarganya hanya untuk membela Tanah Air.
Ø  Kepala Kantor   = Mudah Tersinggung, Pemarah.
Terbukti saat ia merasa kesal terhadap Kartono dan ia marah terhadap Kartono yang meminta untuk menulis penghargaan untuk dirinya menggunakan Bahasa Nippon.
Ø  Miarti              = Istri Kartono, Tegas.
Terlihat saat Miarti meminta Kartono memilih antara dirinya atau menjadi seorang Heiho untuk membela Negara dan Tanah Air.
Kisah Sebuah Celana Pendek
-      Kusno                              = Pejuang keras
tergambarkan dalam cerita ini saat ia yang terus memperjuangkan sebuah celana pemberian ayahnya disbanding mengurusi rasa kelaparan.
-      Pak Kusno                        = Pekerja keras
terlihat saat ia yang bekerja keras mengumpulkan uang untuk membelikan sebuah celana kepada anaknya agar bahagia.
Surabaya
-      Orang- orang Indonesia   = Pembela Indonesia, Pejuang
terlihat saat mereka rela berkorban membela tanah airnya di Surabaya untuk melawan sekutu.
-      Belanda- Indo                  = Penjajah , Pemarah
terlihat saat mereka merasa terhina saat orang Indonesia merobek bendera mereka menjadi bendera Indonesia.
-      Sekutu                            = Licik, penjajah, penguasa
terlihat saat mereka mencurangi rakyat Surabaya dengan membodohi mereka untuk menuruti segala perintahnya.
Jalan Lain ke Roma
-      Open                               = Jujur
terlihat saat ia yang selalu mengingat pesan orang tuanya untuk selalu jujur.
-      Istri Open                      = Pemarah
terlihat saat ia yang sering sekali memarahi Open sambil mebawa-bawa sebuah golok.
-      Ayah , Ibu                       = Baik, menyayangi anaknya
terlihat saat mereka yang berusaha mencari nama baik untuk anaknya, dan saat mengajarkan anaknya untuk jujur dalam segala hal.
-      Surtiah                           = Pekerja keras, Sabar, Penyayang
terlihat saat Surtiah dengan sabarnya menyayangi suaminya, dan bekerja keras membantu kedua orang tuanya.

@ Alur / Plot
Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga hal, yaitu:
Ø  Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear.
Ø  Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal). Alur yang demikian disebut alur kausal.
Ø  Berdasarkan tema cerita. Alur yang demikian disebut alur tematik. Dalam cerita yang beralur tematik, setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami.
Ø  Jadi alur dari novel ini adalah alur mundur, karena setiap ceritanya hanya menceritakan kehidupan di zaman dahulu, kejadian yang terjadi pada zaman dahulu dan berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear.
Plot dari novel ini :
          plot yang tersirat dalam cerita Ave Maria adalah Ketika Zulbahri pergi meninggalkan Wartini, dan merelakan istrinya untuk teman lamanya, hingga ia pun jalan tak menentu arah menjalani sisa hidupnya.
tersirat pada halaman18
          Plot yang tersirat dalam cerita Kejahatan Membalas Dendam adalah saat adegan ketiga belas dari babak ketiga.

  • KOTA HARMONI
Plot nya saat dimana orang Indonesia bertengkar dengan seorang Nippon yang menaiki jendela trem dan terlibat adu mulut. Dan orang Kenpentai membela orang Indonesia karena memang orang Indonesia benar untuk memarahi orang Nippon tersebut.
  • JAWA BARU
Tertulis pada halaman 87, paragraf 6
          Kehidupan susah, dimana-mana orang-orang mengeluh, tetapi tidak ada seorang pun yang berani membuka mulut. Seorang utusan pemerintah baru kembali dari perjalanannya dari seluruh Jawa dan telah mengirimkan laporannya kepada pemerintah. Malamnya diumumkan di radio, bahwa sungguhpun rakyat hidup susah, mereka tidak mengeluh, menanggungkan segala-galanya dengan sabar, tanda bakti yang keluar dari hati suci. Pada penghabisannya dikatakan pula, bahwa pemerintah Nippon terharu  sekali dengan ketulusan seluruh rakyat Pulau Jawa.
  • PASAR MALAM ZAMAN JEPANG
Saat orang Indonesia mengalami kekalahan saat bermain rolet, sehinnga ia rela satu persatu menjual pakaian nya ,hingga pakain dalamnya. Tetapi tetap saja ia mengalami kekalahan.
  • SANYO
Ketika Kadir terus berusaha bertanya kepada setiap pembeli kacangnya tentang arti dari kata SANYO, hingga suatu saat ia tidak mengetahui bahwa orang yang ia Tanya adalah mata-mata dari Nippon, seketika orang itu marah karena arti kata itu berati sebuah pengejekkan untuk Dai Nippon.
  • FUJINKAI
  Plot cerita ini saat semua anggotanya mulai merasa jenuh terhadap rapat yang disampaikan oleh Nyonya Sastra, dan mulai satu persatu anggotanya pulang karena rapat itu terlalu lama.
  • OH……OH…..OH!
Plot dari cerita ini saat pasukan Keibodan yang berusaha memberhentikan perjalanan hanya untuk mengambil beras bawaan penumpang, dan Polisi datang membuat malu pasukan Keibodan dengan hanya menjawab pertanyaan pemilik beras tersebut. Dan yang ternyata Polisi itu pun melakukan hal yang sama terhadap anak perempuan yang sedang membawa beras, dengan cara menipu anak perempuan itu dengan modus membawakan sebagian beras di pundaknya.
  • HEIHO
Plot yang ada didalam cerita ini saat Kartono mendapat kabar kelulusan untuk menjadi seorang Heiho dan ia pulang kerumahnya dengan meksud member kejutan kepada istrinya yang ternyata istrinya malah member pilihan kepada Kartono untuk memilih Heiho atau istrinya.
·         Kisah Sebuah Celana Pendek
          Saat dimana Kusno yang berjuang mempertahankan sebuah celananya untuk tidak dijual, padahal ia merasa kelaparan. Tercantum pada halaman 117 paragraf ke-5
·         Surabaya
          tercantum saat adegan ke-5 dimana tentara sekutu semakin bertambah maju masuk ke kota.
·         Jalan Lain ke Roma
        terlihat dalam cerita saat Open diminta datang di Kepentai, tercantum di halaman 166

@ Latar / Setting
~ Latar Tempat    : Kota harmoni, Pulau Jawa, Pasar Malam, Radio Umum, Sukabumi, Kantor,Surabaya,perkotaan.
Terlihat dari macam-macam tempat di dalam ceritanya untuk menggambarkan cerita tersebut.
~ Latar Waktu     : Zaman Jepang, Pagi-Malam hari
~ Latar Sosial       : Kehidupan zaman Jepang yang terjadi sebuah evolusi di setiap ceritanya.
@ Aliran
Dalam novel ini mengandung aliran REALISME
Aliran ini mengutamakan realitas kehidupan. Sastra realis merupakan kutub seberang dari sastra imajis. Apa yang diungkapkan para pengarang realis adalah hal-hal yang nyata, yang pernah terjadi, bukan imajinatif belaka. Biografi, otobiografi, true-story, album kisah nyata, roman sejarah, bisa kita masukkan ke sini. Sastra realis juga berbeda dengan berita surat kabar atau laporan kejadian, karena ia tidak semata-mata realistik. Sebagai karya sastra, ia pun dihidupkan oleh pijar imajinasi dan plastis bahasa yang memikat.

@ Amanat
Amanat yang tercantum dalam novel di setiap ceritanya adalah, Kita sebagai penerus bangsa sudah seharusnya mengenang sebuah perjuangan orang terdahulu dalam melawan penjajah. Dan harus meniru semangat serta perjuangannya dalam hal apapun.
@ Sudut Pandang
Sudut Pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga, karena si pengarang tidak mencantumkan dirinya masuk dalam cerita, dan ia hanya menceritakan kisah orang lain dengan kata ganti Ia atau Dia.
@ Gaya Bahasa
           Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa.
        Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang. Gaya seorang pengarang tidak akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya, karena pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitamya.
        Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda: berterus terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain..
Sehingga gaya bahasa yang terjadi dalam pembuatan novel ini menggunakan bahasa Indonesia yang baku untuk lebih menceritakan hal pada zaman dahulu.
Unsur Ekstrinsik
@ Biografi Pengarang
Abdullah Idrus (lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal diPadang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun) adalah seorang sastrawanIndonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus.
Dunia Sastra
Perkenalan Idrus dengan dunia sastra sudah dimulainya sejak duduk di bangku sekolah, terutama ketika di bangku sekolah menengah. Ia sangat rajin membaca karya-karyaroman dan novel Eropa yang dijumpainya di perpustakaan sekolah. Ia pun sudah menghasilkan cerpen pada masa itu.
Minatnya pada dunia sastra mendorongnya untuk memilih Balai Pustaka sebagai tempatnya bekerja. Ia berharap dapat menyalurkan minat sastranya di tempat tersebut, membaca dan mendalami karya-karya sastra yang tersedia di sana dan berkenalan dengan para sastrawan terkenal. Keinginannya itu pun terwujud, ia berkenalan denganH.B. JassinSutan Takdir AlisyahbanaNoer Sutan IskandarAnas Makruf, dan lain-lain.
Meskipun menolak digolongkan sebagai sastrawan Angkatan ’45, ia tidak dapat memungkiri bahwa sebagian besar karyanya memang membicarakan persoalan-persoalan pada masa itu. Kekhasan gayanya dalam menulis pada masa itu membuatnya memperoleh tempat terhormat dalam dunia sastra, sebagai Pelopor Angkatan ’45 di bidang prosa, yang dikukuhkan H.B. Jassin dalam bukunya.
Hasratnya yang besar terhadap sastra membuatnya tidak hanya menulis karya sastra, tetapi juga menulis karya-karya ilmiah yang berkenaan dengan sastra, seperti Teknik Mengarang Cerpen dan International Understanding Through the Study of Foreign Literature. Kemampuannya menggunakan tiga bahasa asing (BelandaInggris, dan Jerman) membuatnya berpeluang untuk menerjemahkan buku-buku asing. Hasilnya antara lain adalah Perkenalan dengan Anton ChekovPerkenalan dengan Jaroslov HaskPerkenalan denganLuigi Pirandello, dan Perkenalan dengan Guy de Maupassant.
Karena tekanan politik dan sikap permusuhan yang dilancarkan oleh Lembaga Kebudayaan Rakyat terhadap penulis-penulis yang tidak sepaham dengan mereka, Idrus terpaksa meninggalkan tanah air dan pindah ke Malaysia. Di Malaysia, lepas dari tekanan Lekra, ia terus berkarya. Karyanya saat itu antara lain, Dengan Mata Terbuka (1961) dan Hati Nurani Manusia (1963).
Di dalam dunia sastra, kehebatan Idrus diakui khalayak sastra, terutama setelah karyanya SurabayaCorat-Coret di Bawah Tanah, danAki diterbitkan. Ketiga karyanya itu menjadi karya monumental. Setelah ketiga karya itu, memang, pamor Idrus mulai menurun. Namun tidak berarti ia lantas tidak disebut lagi, ia masih tetap eksis dengan menulis kritik, esai, dan hal-hal yang berkenaan dengan sastra di surat kabar, majalah, dan RRI (untuk dibacakan).
[sunting]Karya
[sunting]Novel
§  Aki
§  Corat-Coret di Bawah Tanah
§  Dengan Mata Terbuka
§  Hati Nurani Manusia
§  Hikayat Petualang Lima
§  Hikayat Putri Penelope
§  Perempuan dan Kebangsaan
§  Surabaya
[sunting]Cerita pendek
§  Anak Buta
§  Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
[sunting]Drama
§  Dokter Bisma
§  Jibaku Aceh
§  Kejahatan Membalas Dendam
§  Keluarga Surono
[sunting]Karya terjemahan
§  Acoka
§  Cerita Wanita Termulia
§  Dari Penciptaan Kedua
§  Dua Episode Masa Kecil
§  Ibu yang Kukenang
§  Keju
§  Kereta Api Baja
§  Perkenalan dengan Anton Chekov
§  Perkenalan dengan Guy de Maupassant
§  Perkenalan dengan Jaroslov Hask
§  Perkenalan dengan Luigi Pirandello
§  Roti Kita Sehari-hari





Idrus
Idrus-ok.jpg
Lahir
Abdullah Idrus
21 September 1921
Bendera Belanda PadangHindia Belanda
Meninggal
18 Mei 1979 (umur 57)
Bendera Indonesia Padang, Sumatera Barat,Indonesia
@ Sosial
Kehidupan Sosial yang terjadi adalah, sebuah kisah perjalanan dan perjuangan hidup rakyat pada zaman dahulu untuk memperjuangkan hak-haknya atas pemberontakan pada masa Nippon.
@ Politik
Politik yang terjadi dimana pemegang kekuasan lebih berkuasa dan memiliki kekuasaan untuk mengatur rakyat kecil yang sudah sengsara untuk mengikuti hal yang diminta pada masa Nippon.
@  Ekonomi
Kehidupan ekonomi yang terjadi zaman dahulu sangat rendah, sehinnga rakyat kecil begitu sengsara dan membuat Nippon semakin berkuasa untuk menindas Bangsa Indonesia.
@ Budaya
Kebudayaan yang ada dalam cerita adalah kebudayaan Jepang, yang betindak semena-menanya dalam merebut hak rakyat Bangsa Indonesia yang di perbudak oleh Nippon.