Hai semua, apa kabar? maaf nih baru mau posting lagi di blog udah lama ngga
update. Hhe
Oh iya ada yang kuliah? kalau kuliah pasti ada kegiatan wajib dari kampus
yaitu Kuliah kerja nyata (KKN) yang dilaksanakan di desa-desa terpencil tapi
ada juga sih yang KKN di Kota. Kegiatannya
macam-macam tergantung dari program yang ditentukan oleh pihak kampus
dan juga program dari kelompok masing-masing tentunya.
sebentar lagi ada yang mau KKN? bisa
jadi kalian sedang KKN? Atau kalian sudah beres KKN nya? Banyak sekali
pengalaman yang kita dapat dan cerita-cerita yang menarik dari kegiatan KKN
ini,misalnya pengalaman hidup yang jauh dari perkotaan, sinyal handphone yang pas-pasan, kekurangan
air, dan banyak sekali yang bisa kita dapatkan selama KKN. Cerita cinta lokasi
ketika KKN, ada yang jadian sama teman kelompok KKN, ada juga yang jadian sama
warga setempat hehe banyak deh cerita-cerita menarik yang bisa kita dapatkan
ketika KKN. Tapi ingat, tidak selamanya KKN berjalan dengan lancar ada konflik
yang terjadi di antara teman kelompok kita bahkan ada yang berkonflik dengan
warga karena kesalahan yang di perbuatnya, yang penting kita tidak mengganggu
pasti mereka juga tidak akan mengganggu kita,
di postingan ini saya mau menceritakan pengalaman pribadi saya saat KKN. Saya
KKN tahun kemarin yaitu tahun 2014 bulan Mei. Tempat KKN saya berada di daerah
kabupaten Bandung Barat, untuk jelasnya saya tidak akan menyebutkan nama desanya.
Hhe pokoknya kalau dari Cimahi perjalanannya kira-kira 2 jam perjalanan. Waktu KKN
yang diberikan pihak kampus kepada mahasiswa yaitu selama 40 hari, ya lumayan
membuat kangen rumahlah. hehe
sebenarnya saya ragu buat menceritakan pengalaman saya ini kepada kalian,
karena ketika saya menceritakan pengalaman ini kepada teman atau keluarga, saya
selalu merasa merinding, bulu kuduk selalu berdiri bahkan sesudah menceritakan
ini ketika tidur selalu ada yang datang dalam tidur untuk mengganggu. Bukan
hanya sekali tapi tiap saya bercerita kejadian itu terus saya alami, mungkin
lewat tulisan ini tidak akan terjadi lagi yang mengganggu saya tidur. Hehe
untuk kalian yang penakut saya sarankan jangan membaca cerita ini karena setiap
kalian baca cerita ini, mereka semua selalu hadir menemani kalian membaca,
mereka senang kalian membaca cerita ini. Ketika anda membaca tengoklah kanan,
kiri, depan, belakang, bawah dan atas siapa tahu mereka sudah berada bersama
kamu. J
Baiklah saya akan menceritakannya sekarang!
Awal kedatangan kami kelompok KKN di desa TJ (inisial nama desa) di sambut
baik oleh ibu kepala desa setempat, kami di disambut di kantor desa TJ langsung
oleh ibu kepala desa. Saat itu saya sudah merasakan hal aneh karena isi
sambutan bu kades saat itu berbicara kalau “desa ini tidak seperti desa yang
lain, kalian juga pasti tahu kok nanti”. apanya yang berbeda? Ah ntahlah saya
tidak menghiraukannya karena kami semua ingin cepat-cepat untuk pergi ke posko
kami. Posko KKN kami lumayan jauh dari kantor desa, jalan ke sana melewati
hamparan sawah yang hijau, sungai yang sangat besar sekali, kami juga harus melewati pohon bambu yang
sangat lebat sekali walaupun hari sudah siang, sinar matahari tidak menembus
sehingga jalanan sedikit agak gelap. Selain itu, Kami juga harus melewati
beberapa kuburan di pinggir jalan. Posko kami berada di ujung jalan, dengan
dikelilingi oleh rimbun pohon tinggi. Suasana sekitar posko kami sangat sepi
sekali, selain jalanannya buntu, di belakang posko sekitar 20 meter terdapat banyak
kuburan warga setempat. Di depan posko terdapat rumah bilik yang diisi oleh
nenek-nenek yang sudah sangat tua, untuk berjalan pun sudah tidak bisa berdiri
dan nenek itu hanya hidup seorang diri.
Setelah kami sampai posko kami beres-beres barang yang kami bawa, ada
sebagian yang masak untuk makan malam nanti. hari pertama KKN kami hanya diisi
dengan persiapan kegiatan untuk ke depannya bagaimana, menyusun kegiatan,
pembagian tugas, pembagian jadwal piket, pembagian jadwal mengajar bimbel
(bimbingan belajar), pembagian sosialisasi ke RT dan juga RW di sana.
Hari kedua kami sosialisasi kepada
RT mulai dari RT 1 sampai RT 5 tak lupa juga setiap kami bertemu dengan warga
kami selalu bersalaman dan memperkenalkan diri kemudian memberitahukan
kegiatan-kegiatan yang akan kami laksanakan selama kami KKN. Setelah beres
bersosialisasi ketua kelompok kami mendapat panggilan dari bu kades untuk
datang ke rumahnya, sedangkan saya dan teman-teman beristirahat di posko dan
mempersiapkan makan siang. Ketika makan siang ketua saya memberitahukan bahwa
besok di kantor desa ada kegiatan lomba-lomba yang dilaksanakan oleh ibu-ibu
PKK desa TJ, kami semua di suruh untuk membantu semua kegiatan di sana. 3 orang
teman saya pergi ke kantor desa untuk rapat kegiatan besok, namun selama 2 jam
menunggu di kantor desa tak ada satu pun ibu PKK yang datang. Tidak tahu kenapa
merek tidak datang rapat, mungkin rapatnya pindah tempat atau pindah waktu.
Besoknya, Kami semua berangkat ke kantor desa jam 8, karena perlombaannya
dimulai pukul 10. Kami semua terkejut ketika datang ke desa karena apa yang
kami bayangkan di perlombaannya akan meriah dengan sound system yang gede, panggung yang besar, dan dekorasi yang
bagus tetapi ketika kami sampai di kantor desa tidak ada hal yang seperti itu.
Semua biasa saja, tidak ada yang meriah di kantor desa bahkan aula yang akan
dipakai untuk perlombaan mojang dan jajaka masih kotor penuh dengan debu, kursi
belum ada, masih banyak sampah yang berserakan. Hanya ada 2 bangku di sudut
aula dengan dua speaker aktif yang sedang di tes oleh pegawai kantor desa.
Kami semua membagi tugas untuk laki-laki yang berjumlah 8 semua
mempersiapkan aula, untuk perempuan mempersiapkan penilaian juri dan juga
penerimaan peserta lomba yang datang. Saya dan teman yang lain membersihkan
daerah panggung yang dibuat permanen dari tembok, mengambil kursi dari gudang
dan menyimpannya berjejer di aula. Suara speaker
sangat keras ketika di tes di aula dengan lagu yang diputarnya lagu dangdut
lumayan membuat kami semangat bekerja. Saat itu saya bertugas menjadi juru foto
atau seksi dokumentasi, saya membawa kamera digital yang lumayan bagus dan juga
sesekali menggunakan HP untuk memotret. Salah satu teman saya meminta saya
untuk memfotonya yang sedang membersihkan sekitar panggung yang berada di aula,
namun ada yang aneh saat saya mengambil gambar tak ada satu pun gambar yang
bagus semuanya blur atau tidak jelas, ah mungkin saya yang belum terbiasa
dengan kamera digital. Saya coba kembali menggunakan kamera HP saya namun
hasilnya sama tidak jelas bahkan terdapat banyak sekali bentuk bulat-bulat yang
tertangkap kamera (setahu saya itu dinamakan orbs). Tapi saya berpikir positif
saja masa siang-siang ada yang begituan tidak mungkinlah.
Saya berkeliling melihat teman saya yang berada di ruangan lain untuk
mengambil gambar, hasilnya ternyata sangat jelas beda dengan yang di aula tadi.
Setelah saya rasa cukup untuk berkeliling saya kembali ke aula karena masih
penasaran dengan foto yang selalu tidak jelas, saya utak atik pengaturan di
kamera digital yang saya bawa. Setelah di coba kembali hasilnya tetap sama
selalu tidak jelas dan selalu ada bulatan aneh di gambarnya. Mungkin kameranya yang sudah rusak atau saya
yang belum bisa memakainya saya mencoba untuk berpikir positif.
Di sana ada pegawai desa yang kebingungan ketika mengatur mic yang akan di pakai nanti, saya
mencoba untuk membantunya. Lagi-lagi hal aneh terjadi di sana, ketika mic di pakai di bawah panggung suara
yang keluar jelas tetapi ketika di coba di atas panggung suara yang keluar
aneh, seperti suara keributan yang sangat banyak sekali orang padahal saat itu
orang-orang belum datang ke aula. Karena saya tidak mengerti dengan speaker aktif, saya cuma bisa melihat
dan mengecek suara yang keluar jelas atau tidaknya.
Para peserta lomba mulai berdatangan ke kantor desa, penonton dan
pendukungnya pun mulai memadati aula yang sudah di siapkan. Aula di sana masih
sangat baru, saking barunya pintunya pun belum terpasang alias aulanya belum
jadi masih tahap pembangunan namun karena sekarang ada perlombaan maka para
pekerjanya tidak datang. Bu Kades terpaksa menggunakan aula yang belum jadi ini
karena tidak ada tempat lagi untuk untuk melaksanakan perlombaannya
Acara demi acara berjalan cukup lancar, sekitar jam 1 acara perlombaan
sudah beres. Hari itu juga pengumuman juaranya di umumkan. Setelah beres
perlombaan kami membereskan kembali semua peralatan yang dipakai untuk
perlombaan. Kursi-kursi di simpan kembali ke gudang, sampah yang berserakan di
kumpulkan dan dibersihkan. Setelah beres semua kami semua pulang ke posko untuk
beristirahat.
Setelah salat magrib kegiatan yang kami lakukan adalah pengajian bersama
membaca al-qur’an sampai waktu isya datang. Setelah salat isya kami semua makan
malam seperti biasa dengan menu sederhana tetapi dengan kebersamaan semua
terasa nikmat. Pukul 9 malam adalah jadwal kegiatan untuk evaluasi kegiatan
yang sudah dilaksanakan. Seperti biasanya ketua yang membuka sesi evaluasi,
semua berpendapat mengeluarkan aspirasi mereka masing-masing. Namun ketika kami
semua sedang ramai tiba-tiba suara benda jatuh di kamar mandi terdengar keras,
seperti gayung yang jatuh, semua orang yang sedang berdiskusi mendadak diam, “ itu
siapa yang ada di kamar mandi?”. Teman saya Elqi mengecek ke dalam kamar mandi
ternyata tak ada seorang pun di dalam kamar mandi. Mungkin cuma gayung yang
jatuhlah tidak jauh dari itu, tapi Elqi yang datang sesudah mengecek mukanya
kebingungan, tak ada satu pun barang yang jatuh di dalam kamar mandi, karena
saya penasaran saya langsung cek ke dalam kamar mandi ternyata benar tak ada
satu pun benda yang jatuh. “yasudah, ga ada apa-apa kok ga usah di pikirin,
sekarang kita lanjut evaluasinya, sampai mana tadi?” ketua pun menenangkan kita
semua yang sudah panik dan takut dengan kejadian itu. Evaluasi terus lanjut
tapi dengan suasana yang canggung tidak seperti biasanya, tidak lama kemudian
terdengar kepakan sayap ayam dari belakang karena memang ada kandang ayam, tapi
kok ayamnya berkokok malam-malam, teman saya yang berada di belakang saya Tiar
ternyata tertidur dengan posisi telentang, mungkin dia lelah karena tadi siang
dia menjadi MC di acara perlombaan. Di depan saya perempuan yang bernama Tri
mukanya ketakutan banget seperti melihat sesuatu, matanya terus menatap ke arah
kamar yang berada di belakang saya, suasana semakin tidak terkendali ketika Tri
mulai menangis.
Eh kenapa tuh Tri kok menangis, semua panik, semua takut. Saya bangunkan
Tiar yang sedang tidur, tidak ada reaksi apapun saat di bangunkan, makin panik
saja suasana saat itu ketika ayam berkokok semuanya, burung-burung berkicau,
suara kambing terdengar, bebek-bebek semuanya bersuara seperti yang ketakutan.
Semua coba buat tenang tapi rasa takut tidak bisa di hilangkan. tiba-tiba Tri
bicara seperti ini “ ieu aya nu dek asup
ka badan tri, bae ulah” ( ini ada yang mau masuk ke dalam badan Tri, boleh
tidak ). Semua kaget dia bicara seperti
itu, maksudnya apa saya tidak mengerti apa yang dia bicarakan. Dia bicara lagi
“ ieu aya nu dek nyarios”, (ini ada
yang mau bicara). Tiar teman saya yang sedang tidur tidak bisa di bangunkan
walaupun sudah dibangunkan terus menerus.
Ketika Tiar terbangun dia terkejut dengan kepanikan semua. “ itu apa yang
diem di belakang saya? tinggi besar, saya takut!”. Kami semakin panik karena
saat itu tidak ada siapa-siapa di belakang dia. Suara Tiar makin keras kalau
dia takut, dia tidak mau liat makhluk yang berada di belakang dia. “Nes kamu
jangan di situ, itu awas ada yang mau
pegang kamu, cepet pergi” Tiar bicara seperti itu membuat Agnes ketakutan
akhirnya dia cuma bisa menangis. Seluruh badan terasa merinding saya bingung
mau berbuat apa, Tiar sangat ketakutan, Tri
tatapannya kosong sambil menangis, Agnes juga ketakutan.
Saat itu Tiar merasakan apa yang tidak kami rasakan, dia merasa di posko
penuh dengan makhluk yang asing yang baru pertama Tiar lihat, ntah kekuatan
dari mana sebelumnya Tiar tidak pernah bisa merasakan apapun tentang hal gaib.
Perasaan Tiar sangat sensitif bahkan dia tahu kalau di luar posko sudah banyak
makhluk, puluhan bahkan ratusan makhluk yang ingin masuk ke dalam posko. Saat
itu saya berusaha menenangkan dia mungkin dia mimpi atau hanya halusinasi saja.
Tapi dia malah menyuruh saya untuk mengaji di dalam kamar, tidak menunggu lama
saya langsung ke kamar mandi dan berwudu. Sungguh perasaan yang tidak menentu
saat berwudu saya merasa di sekeliling saya ada yang memperhatikan saya,
setelah berwudu kemudian saya ambil al-qur’an dan membacanya di atas kasur.
Ayat demi ayat saya bacakan dengan keras, semakin keras membacanya semakin
merinding tubuh ini, saya merasa di jendela kamar itu seperti ada yang
mengintip dari jauh. Badan ini terasa sangat dingin, jantung semakin berdebar
tidak karuan karena saya cuma sendirian di kamar saat itu.
Tiba-tiba Tri menundukkan kepalanya dan ahhhh... ini dia yang paling aku
takutkan saat ada di sana, ya tubuh dia sudah dikendalikan oleh makhluk lain
dia hilang kesadarannya. Matanya melotot seperti orang yang sedang marah,
tangannya dikepalkan seperti mau pukul orang. Teman-teman yang lain langsung
memanggil yang punya posko ini untuk minta bantuannya.
Tri : “maraneh saha siah ngaganggu
aing ker sare, dek naraon maneh di darieu? Aing apal maneh lain orang dieu”.
(kalian siapa mengganggu saya sedang tidur, mau apa kalian di sini ? saya tahu
kalian bukan orang sini ).
Kami semua bingung karena tidak merasa mengganggu kehidupan mereka, tetapi
mereka merasa terganggu dengan kehadiran kami semua. kami Semua berkumpul di
ruang tengah, tidak ada yang berani untuk menjawab semua pertanyaan itu,dari
pada cuma diam saja saya coba untuk menjawabnya.
Saya : punten pisan bilih ka ganggu
ku abi sadayana, da teu teurang atuh da teu katinggal jadi punten weh. (maaf
banget kalau ke ganggu oleh saya semuanya, saya tidak tahu tidak kelihatan jadi
maaf saja)
Tri : sia dek nga ganggu ka urang
kabeh nu aya didieu ? tahh ku urang kabeh prajurit urang datang kadieu, tuuuuh
diluar ges loba narungguan tuh balad balad urang datang, kabeh ku urang di
arajak kadieu nu aya di desa TJ. Untung weh ieu jelema bisa ngomong jeung
urang, mun teu maneh kabeh gering siah nepi ka paeh. Aing ker genah-genah sare
sia ngagaranggu datang ngagandengan tempat urang. ( kamu mau mengganggu
kami semua yang ada di sini? Tuh sama saya semua prajurit datang ke sini, tuh
semua sudah pada menunggu tuh teman saya datang, semua sama saya di ajak ke
sini yang ada di desa TJ. Untung saja ini anak bisa bicara sama saya, kalau
tidak kalian semua sakit sampai mati, saya sedang enak-enak tidur kamu
mengganggu datang berisik di tempat saya)
Saya : abi ti kampus kadieu ngan
saukur ngajalankeun tugas nyaeta KKN, sanes
bade ngaganggu, nya punten weh bilih ka ganggu mah. Da tadi ge acara di
ditu eta mah di piwarang ku bu kades, jadi ulah nyalahkeun ka abi da teu apal.
(saya dari kampus ke sini cuma menjalankan tugas yaitu KKN, bukan mau
mengganggu, ya maaf saja kalau ke ganggu, tadi juga acara di sana di suruh oleh
bu kades jadi jangan menyalahkan saya soalnya tidak tahu)
Tri : heueuh atuh ai datang teh
ngucapkeun salam lain jol ujug-ujug datang ngagandengan kudu boga sopan santun.
Ohh kituu, kadieu teh dek ngabaantuan ieu desa , nya alus atuh ai kitu mah
sugan teh dek nantang aing maraneh teh. (iya kalau datang tuh mengucapkan
salam jangan tiba-tiba datang berisik harus punya sopan santun, oh gitu, ke
sini tuh mau membantu desa ini, ya bagus dong kalau gitu, kirain mau menantang
saya kalian tuh)
Saya : muhun sakali deui punten ka
ganggu oleh kita semua . (sekali lagi maaf terganggu oleh kita semua)
Tri : nya ngges atuh ai kitu mah,
hayu balik kabeh. Kumaha ngucapkeun salam teh? (yaudah kalo gitu, ayo kita
pulang semua, gimana ngomong salam )
semua : assalamualaikum
Tri : hahahaha (suara tertawa yang keras seperti suara kakek-kakek)
Setelah makhluk itu pergi tubuh Tri terlihat sangat lemas, teman saya Agnes
mencoba untuk memberikan Tri minuman teh manis hangat supaya cepat kembali
normal tubuhnya. kami semua sedikit merasa lega, tetapi suasana masih belum
kondusif masih terasa kalau kami di posko ini ternyata tidak hanya ada manusia
saja banyak makhluk yang berdatangan tanpa bisa kita lihat. Saya hanya bisa
berdoa dengan doa yang saya bisa, dalam hati saya terus melafalkan ayat kursi
dan berharap kepada tuhan agar kami semua di selamatkan dari gangguan makhluk
yang ntah bagaimana bentuk dan rupanya
Pak RW dan sesepuh yang ada di RW ini datang bersama teman kami. Mereka
merasa heran dengan kejadian yang kami alami barusan, pak RW bilang selama ada
yang KKN di RW ini tidak pernah terjadi kejadian yang seperti ini. Kami
ceritakan semua kejadian yang terjadi barusan kepada mereka dengan jelas.
Sesepuh di sana yang bernama H.Sanusi mulai melafalkan doa-doa dan mencoba
menetralkan kembali suasana yang tidak mengenakan ini. Kami semua merasa lega
dan merasa aman karena pak haji bilang kalau rumah posko ini akan di bentengi
dengan energi dan doa darinya, saat itu juga pak haji meminta bawang putih
untuk di beri doa kemudian pak haji menuliskan huruf Arab di pintu, dinding dan
semua sudut rumah dengan bawang putih itu agar makhluk yang tadi tidak bisa
lagi masuk ke dalam posko.
Setelah beres membenteng posko dengan doa kemudian pak haji bercerita bahwa
aula yang tadi dipakai untuk acara pelombaan itu tadinya ada sebuah pohon
beringin yang sangat besar kemudian di tebang, pohon itu adalah istana kerajaan
bagi para makhluk di desa ini. kerajaan makhluk gaib yang sangat besar sekali
yang ada di desa ini. Pantas saja ketika ingin berfoto di aula hasilnya selalu
tidak jelas mungkin karena banyaknya energi negatif di sana. Mungkin mereka
marah kepada kita karena pada saat jam-jam tidur bagi dunia makhluk gaib kami
datang dan membuat mereka terganggu.
Setelah semuanya beres pak RW dan pak haji kemudian berpamitan untuk
pulang. Kami semua mengakhiri acara evaluasinya dan bersiap-siap untuk tidur.
Sebelum tidur kami semua memanjatkan doa bersama-sama agar terhindar dari
gangguan makhluk gaib. Kami atur posisi tidur karena posko kami tidak terlalu
luas akhirnya kami membagi-bagi ruangannya untuk tidur. Saya ke bagian tidur di
ruang tengah bersama 4 teman lelaki saya dan Tri juga tidur di ruang tengah
karena teman perempuan yang lain takut kalau nanti dia akan kemasukan lagi.
Supaya tidurnya tidak bersatu laki-laki dan perempuan saya menyekatnya dengan
bantal guling.
4 jam berlalu, jam menunjukkan pukul 1 pagi. Saya dan teman saya yang
bernama Anggi tak bisa tidur, kami berdua mengobrol dan sesekali memperhatikan
keadaan ruangan posko ini. Saya lihat Tri tertidur pulas mungkin karena dia
cape karena kejadian tadi, dan teman-teman yang lain terlihat semuanya sudah
tidur. Ketika saya dan Anggi sedang mengobrol tiba-tiba suasana ruangan menjadi
panas, bahkan Anggi membuka bajunya di tengah malam karena saking panasnya suhu
di dalam posko. Kami berdua heran karena secara tiba-tiba suhu berubah.
Tiba-tiba ayam di belakang posko berkokok dan mengepakkan sayapnya, burung
perkutut membunyikan suaranya, domba dari kejauhan terdengar gelisah dan burung
gagak ada di atas posko kami pun bersuara. Bulu kuduk saya merinding dengan
tiba-tiba, suasana menjadi seperti tadi lagi. Saya dan Anggi merasa takut
akhirnya kami berdua memutuskan untuk tidur. Tidak lama kemudian, suara
tangisan mulai terdengar dari Tri, dia menangis seperti ketakutan kedua
tangannya menutupi mukanya. Sambil menangis ketakutan dia bicara “jangan ke
sini dong, ke sana pergi ! pergi! Pergi!. Mau apa lagi datang ke sini, aaa
mamah bapak Tri ga kuat maah, takuuut mah takuuut!”. Kami berdua bangun kembali
untuk menenangkan dan menemani Tri yang ketakutan, saya bilang ke dia “itu cuma khayalan saja tenang aja kan ini
udah di benteng tadi sama pak haji, udah sekarang tidur aja jangan nangis
jangan takut pasti di jagain ko”. bukannya tidur dia malah bilang kalau dia
tidak takut melihat makhluk gaib jika saja yang dilihatnya tidak sebanyak ini,
dia merasa lemas karena energinya di serap habis dan juga minyak wangi yang
biasa dia gunakan untuk menambah energinya ketinggalan di rumahnya jadi dia
tidak bisa melawan. Dia juga bilang kepada saya, bayangkan saja orang-orang
satu desa itu banyaknya gimana ? nahh di posko ini juga kalau saya bisa lihat
penuh sesak dengan makhluk gaib satu desa berkumpul di posko ini. Benteng yang
di buat oleh pak haji ternyata tidak mampu menahan mereka untuk tidak masuk ke
dalam posko karena terlalu banyak.
Ketika saya dan Anggi mengobrol dengan Tri tidak lama kemudian terlihat
seperti bayangan hitam yang cepat sekali masuk ke dalam tubuh Tri. Kami berdua
dengan jelas melihat bayangan itu tepat di depan kedua mata. Setelah itu, tubuh
Tri menunduk diam dan tidak lagi berkata-kata, saya mulai takut dengan kejadian
barusan. Akhirnya tubuh Tri dikendalikan lagi oleh makhluk gaib yang datang
dengan para gerombolannya yang begitu banyak. Matanya melotot tajam ke arah
kami berdua, kepalanya bergerak ke kiri dan ke kanan seperti mengamati kami
berdua yang berada di depannya. Saya dan Anggi tidak bisa berbuat apa-apa hanya
bisa berdoa dengan doa yang kami bisa.
“ini anak siapa? Saya mau bawa dia ke istana saya” makhluk yang ada di
dalam tubuh sri memulai percakapan di malam hari itu.
“gatau, saya baru kenal dengan dia” saya berusaha menjawab walaupun takut.
“ini anak istimewa, dia bisa melihat dan berinteraksi dengan bangsa kami,
saya mau bawa dia ke istana saya sekarang, bilang ke bapanya ini anak buat
saya”.
“ jangan !!! kasian, kita beda alam ga boleh, dia sudah ada yang punya”
“siapa yang punya anak ini ?
“ Alloh, kalo mau minta sama Alloh”
“pokonya anak ini akan saya bawa, tuh liat banyak sekali di luar makhluk
seperti saya yang menunggu dia keluar untuk di bawa ke rumahnya”
“ga boleh, kita beda alam, jangan ganggu kami! cepat keluar kasian teman
saya dari tadi sudah kelelahan dia ingin istirahat”
“saya yang menguasai desa ini, semua yang ada di desa ini takluk oleh saya,
anak ini harus jadi milik saya!” dengan nada marah
“sekarang dia mau istirahat, sok keluar sekarang!”
“yaudah saya keluar sekarang, tapi besok saya akan kembali dengan pasukan
saya yang lebih banyak lagi untuk datang bawa dia”
“iya sok keluar, besok datang lagi”.
(Sebenarnya dialog di atas menggunakan bahasa Sunda, supaya semua mengerti
saya tulis langsung dengan bahasa Indonesia)
Suasana malam itu semakin hening, udara yang panas kembali normal seperti
malam biasanya. Setelah teman saya Tri sadar dia sangat kelelahan, tubuhnya
sangat lemas. Dia terus menangis malam itu, dia ingin cepat pulang ke rumahnya
karena dia sangat ketakutan tapi saya dan Anggi terus menenangkannya. Sri
meminta saya untuk tidak tidur sepanjang malam dan menemaninya, dia juga
meminta untuk menyalakan laptop dan memutarkan mp3 ayat alquran terus menerus sampai
pagi. Setelah mp3 itu di putar beberapa menit kemudian akhirnya Tri pun
tertidur sangat pulas hingga pagi hari menjelang.
Ketika pagi hari teman-teman yang lain mulai bangun satu persatu, mereka
semua tidak ada yang tahu dengan kejadian yang terjadi setelah mereka semua
tidur, saya tidak menceritakan kepada mereka agar tidak menjadi hal yang
menakutkan untuk mereka. Semua berjalan seperti biasanya, kegiatan di mulai
dengan salat subuh berjamaah dan yang ke bagian piket bersih-bersih rumah dan
menyiapkan sarapan pagi.
Setelah sarapan pagi bersama, Tri izin kepada ketua kelompok kami untuk
pulang ke rumahnya karena dia tidak kuat dengan gangguan makhluk yang ada di
sini. Sri tidak tahu kalau dia akan datang lagi ke posko ini atau pindah ke
posko lain. Dia di jemput oleh bapanya menggunakan motor, tapi ketika ayahnya datang
ke posko untuk menjemput Tri, ayahnya malah menyuruh untuk memanggil kembali
makhluk yang tadi malam datang, ayahnya tidak ingin kalau anaknya di ganggu.
Kami semua berkumpul di ruang tengah, Tri bersiap-siap memanggil kembali
makhluk gaib tadi malam yang datang kepadanya, dia merasa lebih kuat lagi karena
ayahnya membawa minyak yang biasa dia gunakan untuk menambah energi dan juga
batu yang dia bilang adalah batu pemberian oleh kakeknya. Tri memulai
memanggil, dan apa yang terjadi ??? Nanti saya akan ceritakan kejadian yang
terjadi antara Tri, ayahnya dan makhluk gaib yang menginginkan Tri untuk di
bawa ke istananya.
Malam itu adalah malam yang tak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup
saya. Kejadian demi kejadian yang saya alami malam itu terus teringat karena
malam itu begitu menakutkan bagi saya. Awalnya mungkin mereka marah karena
merasa terganggu tempatnya tetapi mereka datang kembali karena ada salah satu
teman saya yang berbeda bagi mereka dia adalah orang yang spesial hingga mereka
menginginkannya. Setelah kejadian itu kami sadar kami hidup tidak hanya dengan
manusia saja tetapi ada makhluk lain yang hidup berdampingan yang tidak
terlihat. Semua kegiatan KKN menjadi sangat berbeda, kami semua merasa setiap
gerak gerik kegiatan kami ada yang mengawasi oleh dunia lain. Setiap jam 5 sore
kami semua sudah berada di dalam posko tidak ada yang berani main keluyuran
setelah lewat dari jam 5. Setiap malam sekiat jam 11 ayam di belakang posko
kami selalu berkokok dan itu adalah tanda bahwa kami harus segera tidur.
Semua kejadian ini nyata dan terjadi dalam kehidupanku. Oleh karena itu,
saya hanya ingin memberi masukan kepada kalian yang akan melaksanakan KKN untuk
selalu menaati semua peraturan adat yang berlaku dan juga jangan lupa kalau
kalian hidup tidak dengan manusia saja hormati mereka yang tidak terlihat.
Tulisan ini jauh dari kata sempurna, saya harap saran dan kritiknya untuk
lebih baik lagi.
Tinggalkan jejak di blog ya minimal komentar hhe